Daftar Isi:
  • Pada perusahaan mass production, terjadinya breakdown mesin dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kehilangan kapasitas. Oleh karena itu perlu dilakukan maintenance guna menurunkan frekuensi breakdown maupun tingkat keparahannya. PT Indonesia Steel Tube Works (PT ISTW) telah menerapkan maintenance baik secara preventive maupun corrective. Namun hingga saat ini PT ISTW belum bisa mencapai target breakdown sebesar 0,5%. Lini yang memiliki tingkat breakdown yang tertinggi di PT ISTW adalah Pipe Making Line. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rencana kegiatan maintenance guna menjamin keandalan sistem pada Pipe Making Line berdasarkan modus-modus kegagalan mesin dan konsekuensinya. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II, dimana penilaian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif . Data yang dikumpulkan antara lain modus dan efek kegagalan yang diperoleh dari hasil wawancara serta manual vendor mesin, maintenance activity report dan machine history record yang merupakan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan kegiatan maintenance untuk modus-modus kegagalan yang terdiri dari scheduled discard task, on condition task, no-scheduled maintenance dan usulan redesign. Kata kunci: Maintenance, Reliability Centered Maintenance (RCM)