Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIIB SMP N 12 Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) materi aritmatika sosial. Penelitian ini dilakukan di SMP N 12 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (clasroom action research) dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIIB SMP N 12 Yogyakarta yang berjumlah 34 siswa dan objek penelitiannya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Teknik pengumpulan data meliputi lembar observasi, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, triangulasi, dan penarikan kesimpulan maupun data kuantitatif yaitu rata-rata dan persentase data hasil observasi dan tes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan 4 tahapan inti yaitu: penomoran (numbering), mengajukan pertanyaan (questioning), berpikir bersama (heads together), dan menjawab pertanyaan (answering) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. (2) persentase siswa yang telah mendapat nilai lebih dari 75 (kriteria tinggi) pada pra tindakan sebanyak 5.88%, pada siklus I meningkat menjadi 29.41%, dan pada siklus II meningkat menjadi 91.18%. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika untuk setiap aspek telah meningkat. Aspek memahami masalah pada pra tindakan 31.05% (kriteria kurang) pada siklus I meningkat menjadi 83.33% (kriteria tinggi) dan pada siklus II meningkat menjadi 93.38% (kriteria tinggi). Aspek merencanakan penyelesaian pada pra tindakan 15.03% (kriteria rendah) pada siklus I meningkat menjadi 39.71% (kriteria kurang) pada siklus II meningkat menjadi 82.35% (kriteria tinggi). Aspek menyelesaikan masalah melalui perhitungan pada pra tindakan 64.71% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 71.81% (kriteria cukup) dan pada siklus II meningkat menjadi 87.25% (kriteria tinggi). Aspek memeriksa kembali hasil yang diperoleh pada pra tindakan 34.97% (kriteria kurang) pada siklus I meningkat menjadi 69.12% (kriteria cukup) dan pada siklus II meningkat menjadi 92.40% (kriteria tinggi).