UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 3 GAMPING SLEMAN
Main Author: | Septi Widyanti, 11144100147 |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.upy.ac.id/168/1/Artikel%20Septi%20Widyanti%20%2811144100147%29.pdf http://repository.upy.ac.id/168/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel melalui model Problem Based Learning. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VIID SMP N 3 Gamping Sleman sebanyak 30 siswa. Objek penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning. Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara guru matematika dan peneliti. Desain penelitian ini menggunakan desain Kemmis dan Taggart, dengan tahapan penelitian perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dokumentasi, catatan lapangan, dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik secara deskriptif kualitatif maupun secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIID SMP N 3 Gamping Sleman pada pembelajaran matematika. Hal ini terbukti dari: (1) keaktifan belajar siswa berdasarkan observasi pada siklus I adalah (kategori cukup) meningkat pada siklus II menjadi (kategori tinggi). Keaktifan belajar siswa berdasarkan angket pada siklus I adalah (kategori cukup) meningkat pada siklus II menjadi (kategori tinggi) (2) hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika nilai siswa pra tindakan sebesar 49,25 (kategori kurang) meningkat pada siklus I menjadi 71 (kategori cukup), dan pada siklus II menjadi 85,42 (kategori tinggi) (3) keterlaksanaan pembelajaran mencapai 92% (tinggi) pada siklus I dan 96,6% (tinggi) pada siklus II.