Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Sectio Caesarea
Main Author: | Hardiyanti, Rahma |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Hajar Medan
, 2020
|
Online Access: |
http://jurnal.stikes-sitihajar.ac.id/index.php/jhsp/article/view/37 http://jurnal.stikes-sitihajar.ac.id/index.php/jhsp/article/view/37/32 |
Daftar Isi:
- Sectio Caesarea (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. WHO memperkirakan bahwa angka kejadian persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10-15% dari semua proses persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia mengalami peningkatan dari 9,8% pada tahun 2013 menjadi 17% pada tahun 2017. Ada beberapa resiko dari sectio caesarea antara lain infeksi, pendarahan, komplikasi bedah dan morbidly adherent placenta. Sekitar 90% morbiditas pasca operasi disebabkan oleh Infeksi Luka Operasi (ILO). ILO adalah infeksi dimana organisme patogen berkembang atau bermultiplikasi di suatu luka operasi yang sebagian besar disebabkan flora normal kulit, yaitu Staphylococcus aureus, coagulase-negative Staphylococcus (seperti Staphylococcus epidermidis), Pseudomonas sp., dan Escherichia coli. ILO dari tindakan sectio caesarea tersebut dapat diturunkan dengan adanya pemberian antibiotik profilaksis. Antibiotik profilaksis pada pembedahan adalah antibiotik yang diberikan pada penderita yang menjalani pembedahan sebelum adanya infeksi, tujuannya ialah untuk mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan pembedahan. Penggunaan antibiotik profilaksis sangat dianjurkan diberikan sebelum dilakukan operasi dengan tujuan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya sebesar 30-65%. Antibiotik profilaksis yang disarankan adalah sefazolin yakni golongan sefalosporin generasi pertama dengan dosis 1 gr secara intravena dan diberikan 15-60 menit sebelum dimulainya prosedur sectio caesarea.