RAUSYANFIKR, “SANG IDEOLOG” MENURUT ALI SHARIATI

Main Author: Dawud Faza, Abrar M.; PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam Universitas Isla , 2019
Online Access: http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alharakah/article/view/5499
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alharakah/article/view/5499/2462
Daftar Isi:
  • Islam sebagai sebuah ideologitidak dapat dilepaskan dari mazhab pemikiranatau sistem keyakinan. Dalam hal Islam sebagai ideologi dapat dipahami merupakan ajaran, ide, gerakan kemanusiaan, historis dan intelektual, atau dengan kata lain Islam ideologi adalah islamnya seorang intelektual yang tercerahkan.Proses ideologisasi Islam ini tidak bisa dipaksakan ataupun dibayang-bayangi kekuatan di luar diri seorang intelektual, melainkan harus terinternalisasi secara sukarela atas dasar kehendak bebasnya untuk memilih dan menerapkan Islam secara total dalam kehidupannya. Sebagaimana pandangan sosiolog Islam, Ali Shariati, bahwa ideologi bukan semata-mata manifestasi kehendak merdeka seorang intelektual ataupun dipaksakan kehadirannya, jika demikian ia(baca: intelektual tersebut) akan kehilangan ruhnya dan berubah menjadi sekedar sebuah tradisi sosial bagian dari kebudayaan, ia telah kehilangan karakteristik aslinya, sebagaimana diungkapkannya:Islam adalah agama yang dengan segera melahirkan gerakan, menciptakan kekuatan, menghadirkan kesadaran diri dan pencerahan, dan menguatkan kepekaan politik dan tanggung jawab sosial yang berkait dengan diri sendiri.... suatu kekuatan yang meningkatkan pemikiran dan mendorong kaum tertindas agar memberontak dan menghadirkan di medan perang spirit keimanan, harapan dan keberanian