PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN LANSIA YANG TINGGAL DI UPTD PANTI SOSIAL PELAYANAN LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN
Main Author: | Ellya, Rahma |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/856 http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/856/758 |
Daftar Isi:
- Kecemasan merupakan salah satu emosi yang paling menimbulkan stress yang dirasakan oleh banyak orang. Kadang-kadang kecemasan juga disebut dengan ketakutan atau perasaan gugup. Kecemasan juga memiliki orientasi di masa depan. Seseorang mungkin memiliki bayangan bahwa ada bahaya yang mengancam dalam suatu obyek. la melihat gejala itu ada, sehingga ia merasa cemas. Kecemasan ini dibutuhkan agar individu dapat mempersiapkan diri menghadapi peristiwa buruk yang mungkin akan terjadi. Gejala-gejala yang mungkin timbul pada saat seseorang mengalami kecemasan dapat berupa gejala fisik, psikologis maupun sosial.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di rumah dengan lansia tinggal di PSTW Bakti Yuswa Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan.Jenis penelitian ini adalah deskripsi korelasi, yang dijadikan sampel adalah lansia yang tinggal di Desa Muara Putih sebanyak 48 lansia dan lansia yang tinggal di PSTW Bakti Yuswa Natar sebanyak 50 lansia dan mengunakan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling dengan kriteria sampel lansia yang berumur 60 tahun ke atas, dapat berkomunikasi dengan baik, dan bersedia jadi responden. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara perbedaan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di rumah dengan lansia tinggal di PSTW Bakti Yuswa Natar Kecamatan Natar Lampung Selatan (p value= 0.284 yang berarti p>a= 0,05). Tenaga kesehatan panti untuk lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terhadap lansia yang mengalami kecemasan yang akhirnya memotivasi lansia untuk tidak merasa cemas didalam melakukan kegiatan.
- Latar belakang : Di Indonesia, tuberkulosis masih merupakan masalah yang menonjol. Bahkan secara global, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang kasus terbanyak di dunia, Berbeda dengan TB dewasa diagnosis pada anak sulit ditegakkan. Pemeriksaan penunjang utama untuk membantu menegakkan diagnosis TB pada anak adalah dengan melakukan uji tuberkulin/mantoux test dan pemeriksaan foto toraks. Tujuan : Mengetahui hubungan antara gambaran foto toraks pasien tuberkulosis paru anak dengan uji tuberkulin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Metodologi :Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan analitik tipe cross sectional. Jumlah sampel 42 orang dan diambil dengan total sampling. Data penelitian diperoleh dari rekam medik. Analisis data dilakukan dengan uji Chi square. Hasil : Hasilolah data dari 42 pasien TB anaktahun 2015 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, dengan menggunakan chi-square diperoleh angka signifikan p = 0,209 (p> 0,05) Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan gambaran foto toraks dengan uji tuberkulin di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung