HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TB PARU PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2013

Main Authors: Ibrahim, Fadhlie, Elliya, Rahma, Pribadi, Teguh
Other Authors: teguh
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/724
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/724/666
Daftar Isi:
  • Penyakit TB Paru (Tuberkulosis Paru) merupakan salah satu contoh penyakit infeksi pada saluran pernapasan dan merupakan menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.Di Wilayah Kerja Puskesmas Dayamurni, prevalensi penderita TB Paru itahun 2012 sebesar 33 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungankeluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB parudi Wilayah Kerja Puskesmas Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pasien TB paru yang telah mengikuti program pengobatan TB paru periode Juli – Oktober 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat sebanyak 42 orang, sampel adalah total populasi. Pengumpulan datadengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013 ( p value 0,014 OR 7,071). Saran pada keluarga dan pasien agar meningkatkan peran serta dalam pengobatan TB dan perlunya pendekatan lintas sektoral khususnya upaya peningkatan ekonomi masyarakat sehingga tidak menjadi alasan lagi untuk tidak minumobat oleh karena efek samping yang mengganggu aktivitas pekerjaan pasien.
  • Cronic Kidney Desease sebagai suatu kerusakan ginjal dimana nilai dari GFR kurang dari 60 mL/min/1.73 m2selama tiga bulan atau lebih. Hemodialisasebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisametabolisme atau racuntertentu dari peredaran darah manusia seperti air,natrium,kalium,hidrogen,urea,kreatinin, dan zat-zat lain melalui membransemipermiabel sebagai pemisahdarah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Hipotensi Intradialisis merupakan salah satu komplikasi dari proses intradialisis, kejadiannya 20–35 %. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan kenaikan berat badan interdialisis dengan kejadian hipotensi intradialisis.Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 142 orangyaitu pasien hemodialisa dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Metode pengambilan sampel menggunakan teknikconsecutive sampling. Data yang dianalisis adalah kenaikan berat badan interdialisis sebagai variabel bebas. Dan datahipotensi intradialisis sebagai variabel terikat. Data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan program komputer. Analisisunivariat ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan secara bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square.Hasil penelitian ini didapatkan kejadian hipotensi intradialisis sebesar 26.8 % (38 responden), analisis uji hipotesisdengan derajat kepercayaan CI 95 %. Uji statistik chi square p-value 0.005 < α =0.05, dengan OR 3,157 yang artinyakenaikan berat badan interdialisis > 6 % lebih besar tiga kali lipat beresiko terjadinya hipotensi intradialisis daripadakenaikan berat badan interdialisis < 6 %. Variabel independen dengan variabel dependen mempunyai hubungan bermakna.Saran dari hasil penelitian ini diharapkan perawat lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan, terutama tentang kebutuhancairan tubuh pasien dan masalah hipotensi intradialisis, serta meningkatkan keterampilan dalam penentuan berat badankering yang tepat. Juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel independen yang berbeda.Kata Kunci : Kenaikan Berat Badan Interdialisis, Hipotensi Intradialisis