HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI PUSKESMAS IRING MULYO KOTA METRO TAHUN 2014

Main Author: Novikasari, Linawati
Other Authors: Universitas Malahayati Bandar Lampung
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/284
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/284/222
Daftar Isi:
  • Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit virus berat yang ditularkan oleh nyamuk endemik dibanyak negara di dunia, termasuk di Indonesia; ini di tandai dengan meningkatnya permeabilitas pembuluhdarah, hipovolemia dan gangguan mekanisme penggumpalan darah sehingga berdampak buruk bagi kesehatanbila tidak dicegah. Penyakit ini bukan hanya menyerang orang dewasa tetapi juga orang anak-anak. PuskesmasIring Mulyo merupakan Puskesmas di Kota Metro dengan kasus Demam Berdarah Dengue tertinggi, sampaidengan Januari 2015 tercatat 22 kasus dengan 1 orang meninggal karena DBD (Dinas Kesehatan Kota Metro,2015). Tujuan penelitian diketahuinya hubungan antara tingka pengetahuan orang tua tentang DBD dengankejadian DBD pada anak di Puskesmas Iring Mulyo Kota Metro tahun 2014.Jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan case control. Populasipenelitian adalah orang tua yang meliliki anak usia ≤ 21 tahun yang pernah mengalami DBD pada tahun 2014 diPuskesmas Iring Mulyo Kota Metro sebanyak 22 orang. Sampel 66 reponden dengan menggunakanperbandingan 1 kasus : 2 Kontrol sejumlah 22 kasus dan 44 kontrol responden. Pengambilan sampel denganteknik accidental sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa menggunakan uji(chi square).Hasil penelitian, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan orang tua tentangdemam berdarah dengue dengan kejadian demam berdarah dengue di Puskesmas Iring Mulyo Kota Metro tahun2014 dengan p value 0,016 dan OR 4,500 (CI 95% : 1,448-13,982). Saran bagi petugas kesehatan agarmembuat x banner atau poster untuk mengevaluasi faktor lain yang dapat mencegah terjadinya DBD dimasyarakat dan diharapkan dapat menjadi bahan monitoring dan evaluasi program pemberantasan penyakitmenular (P2M).
  • ABSTRAKAngka kejadian asfiksia neonatorum di Indonesia kurang lebih 40 per 1000 kelahiran hidup, secara keseluruhan 110.000 neonatus meninggal setiap tahun karena asfiksia. Berdasarkan data dari RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2010 neonatus dengan asfiksia neonatorum sebanyak 207 (18%) , tahun 2011 sebanyak 317 (21,1%), di tahun 2012 sebanyak 246 (14%) dan meningkat kembali pada tahun 2013 sebanyak 336 (18 %) yang mengalami asfiksia neonatorum.Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain analitik dengan pendekatan case control. Menggunakan data sekunder melalui rekam medik. Populasi penelitian ini yaitu seluruh bayi yang lahir dengan asfiksia neonatorum yang dirawat diruang perinatologi tahun 2013 berjumlah 336. Sampel dalam penelitian 134 kasus dan 134 kontrol, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sedangkan analisis data univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan multivariat dengan menggunakan regresi logictic ganda.Hasil analisis menunjukkan bahwa semua variabel memiliki hubungan dengan terjadinya asfiksia neonatorum, yaitu perdarahan antepartum (p-value = 0,007; OR = 2,01), usia ibu (p value= 0,020; OR = 1,82), paritas (p-value = 0,035; OR = 1,74), preeklampsi (p-value = 0,020 OR = 1,83), persalinan lama (p-value = 0,000; OR = 2,52), KPD (p-value = 0,037; OR = 1,72), persalinan tindakan (p-value = 0,0,020; OR = 1,83), BBLR (p-value = 0,000; OR = 2,67), kelainan konginetal (p-value = 0,005; OR = 2,06). Faktor dominan yang paling berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum yaitu persalinan lama (p value = 0,000 OR = 3,828). Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran serta masyarakat dan petugas kesehatan dalam mengurangi angka kejadian asfiksia neonatorum dengan upaya ANC terstandar untuk mencegah terjadinya persalinan lama.Kata Kunci : Faktor-Faktor yang memhubungani, kejadian asfiksia neonatorum