PENGARUH JUS MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI UPTD PANTI SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015
Main Authors: | Elliya, Rahma, Hermawan, Dessy, Trismiana, Eka |
---|---|
Other Authors: | Dina |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/229 http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/229/168 |
Daftar Isi:
- Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat maju, baik pria ataupun wanita, tua ataupun muda bisa terserang penyakit ini, dan gejalanya tidak terasa. Penyakit ini disebut sebagai silent diseases dan merupakan faktor risiko utama dari perkembangan atau penyebab penyakit jantung dan stroke. Bila tidak terkontrol akan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya, seperti otak, ginjal, mata dan kelumpuhan organ-organ gerak. Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survei analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan ituterjadi dan menggunakan pendekatan metode survey. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami hipertensi Di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yang berjumlah 48 resonden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode total populasi.Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan tekanan darah pada penderita hipertensi yang sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun (Cucumis sativus) Di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapatmeningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pendidikan kesehatan, sehingga petugas kesehatan dapat membantu menurunkan angka kejadian hipertensi.
- Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis. Rekam medis dan informed consent sangatlah berperan penting apabila terjadi sengketa medik. Hasil survey pada ruang rawat inap bedah di RSUD Menggala menunjukkan 3 dari 5 berkas rekam medis tidak lengkap pada pengisian formulir informed consentnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelengkapan pengisian formulir informed consent dengan perspektif hukum di ruang rawat inap bedah RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang.Jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif (kuantitatif) dan studi kasus (kualitatif). Sampel untuk kuantitatif adalah informed consent sejumlah 148 berkas dan subyek penelitian untuk kualitatif adalah dokter di ruang rawat inap bedah, perawat, keluarga pasien dan kepala urusan rekam medik yang secara keseluruhan berjumlah 9 orang. Pengambilan data menggunakan observasi informed consent (kuantitatif) dan pedoman wawancara (kualitatif). Analisis data menggunakan distribusi frekuensi (kuantitatif) dan content analysis (kualitatif).Hasil penelitian menunjukkan dari 148 informed consent di ruang rawat inap bedah, tidak satu pun yang terisi lengkap, khususnya pada data resiko tinggi. Penghambat kelengkapan pengisian yaitu waktu, pengetahuan dan koordinasi proses dengan pihak manajemen pengelola rumah sakit. Dokumen informed consent belum memenuhi aspek hukum dan masih lemah sebagai alat bukti. Saran untuk dokter agar memperhatikan dan memahami pengisian variabel-variabel dalam informed consent, dan perawat mampu mengingatkan dokter untuk melengkapi informed consent. Untuk pasien agar memberikan keterangan yang benar dalam pengisian informed consent agar memiliki kekuatan hukum jika terjadi sengketa medik.Kata Kunci : Informed Consent, Kelengkapan, Perspektif Hukum