FAKTOR PERILAKU IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KEMILING KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

Main Authors: Kurniawan, Putu, Romayati, Umi, Trismiyana, Eka
Other Authors: dina
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/159
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/159/101
Daftar Isi:
  • Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkankarena masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita. Penyakitdiare di Puskesmas Kemiling Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1.134kejadian diare (Dinkes Kota Bandar Lampung, 2013). Faktor yang menjadi pendorong terjadinya diare yaitu faktor perilaku,faktor penjamu dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare pada bayiusia 6-12 bulan di Puskesmas Kemiling Kecamatan Kemiling Kota Bandar lampung tahun 2014.Desain penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional. Tekhnik sampling total sampling, peneliti mengambilsampel dari seluruh populasi yang ada dalam penelitian ini, yaitu semua kunjungan ibu dan bayi usia 6-12 bulan diPuskesmas Kemiling Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung pada bulan april tahun 2014 sebanyak 64 orang. Analisadata menggunakan uji chi square.Hasil penelitian ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada bayi (p-value = 0,008, OR =6,429). Ada hubungan penggunaan botol susu dengan kejadian diare pada bayi (p-value = 0,001, OR = 6,889). Adahubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Kemiling Kecamatan Kemiling KotaBandar Lampung (p-value = 0,022, OR = 3,889). Saran Perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada dipuskesmas kemiling terutama perilaku ibu akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi, membersihkan botol sususebelum dan sesudah digunakan dengan menggunakan air mengalir dan direbus didalam panci kurang lebih lima menit,dan melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan, setelah BAB, sebelum kontak dengan bayi,sebelum memberikan dan menyuapi makanan kepada bayi.
  • Pijat bayi merupakan salah satu stimulusi dari luar yang bermaanfaat untukmeningkatkan berat badan bayi. Berdasarkan laporan bulanan unit program KIAPuskesmas Sukada ilir didapat data tahun 2010 sebesar 34 bayi (12,5%) dengan beratbadan tidak meningkat selama 3 bulan berturut-turut dan meningkat ditahun 2011menjadi 48 (22,4%) bayi tidak mengalami peningkatan berat badan selama 3 bulanberturut-turut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadappeningkatan berat badan pada bayi usia 3 – 4 bulan di Posyandu Wilayah KerjaPuskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung tahun 2012.Jenis penelitian eksperimen, desain penelitian cohort. Populasi seluruh bayi usia 3 –4 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton sebesar 348 orang, besar sample78 orang, teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Analisa datamenggunakan uji t test sample independent.Hasil penelitian menunjukkan rata – rata berat badan bayi laki – laki dan wanitausia 3 – 4 bulan pada kelompok kontrol sebesar 5,74, rata – rata berat badan bayi laki –laki dan wanita usia 3 – 4 bulan pada kelompok intervensi sebesar 6,54. Hasil uji uji ttest sample independent didapat ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan beratbadan pada bayi laki – laki dan wanita usia 3 – 4 bulan (p value = 0,000 < 0,05).Kata Kunci : Pijat bayi, Peningkatan berat badan