PENGARUH PELATIHAN SISTEM PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN KEPALA RUANGAN MENERAPKAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Main Authors: Iskandar, Iskandar, Nurhikmah, Nurhikmah, Erlita, Asmi
Other Authors: dina
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/142
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/142/87
Daftar Isi:
  • ABSTRACT: INFLUENCE OF TRAINING PROGRAMS: PERFORMANCE ASSESSMENT SYSTEMS (PAS) AND PRACTICE AMONG HEAD NURSES PERFORMANCES AT ATMA HUSADA MAHAKAM HOSPITALPROVINCE OF EAST KALIMANTAN Background: The head nurse plays a role in the performance appraisal system, objectively assessment resulting satisfaction on the staff nurse performance. Through training programs: performance assessment systems (pas), the head nurse could improve assessment systems to staff nurse Purpose: Knowing that the influence of training programs: Performance Assessment Systems (PAS) and practice among head nurses performances at Atma Husada Mahakam Hospital-Province of East Kalimantan Methods: This study used quasi experiment and approached one group pre test-post test design. The sample of 9 nurses (head nurse), measuring instrument used a questionnaire by univariat and bivariat analysis. Results: Show influences of training programs: Performance Assessment Systems (PAS) and practice among head nurses performances at Atma Husada Mahakam Hospital-Province of East Kalimantan with p-value=0.019. Conclusion: Based on this study suggested to hospital management to implementation of the Performance Assessment Systems (PAS) and improves the ability and skills of the head nurse in performing the assessment function.Pendahuluan: Kepala ruangan berperan dalam sistem penilaian kinerja dapat berjalan dengan baik dan tepat sehingga dapat memberikan kepuasan kepada perawat pelaksana. Pemahaman dan implementasi sistem penilaian kinerja yang dilakukan kepala ruangan dapat dilakukan melalui pelatihan. Tujuan: Mengidentifikasi pengaruh pelatihan sistem penilaian kinerja terhadap kemampuan kepala ruangan menerapkan sistem penilaian kinerja. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment dan menggunakan pendekatan one group pretest -posttest design. Sampel berjumlah 9 orang kepala ruangan.Alat ukur yang digunakan kuesioner dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil : Menunjukkan bahwa ada perubahan kemampuan kepala ruangan dalam menerapkan sistem penilaian kinerja sebelum dan sesudah pelatihan (ρ=0,019). Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini disarankan agar kepala ruangan mengoptimalkan pelaksanaan sistem penilaian kinerja secara terprogram dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi penilai.
  • Kesehatan reproduksi merupakan keadaan dimana fisik, mental dan sosialdinyatakan sehat agar dapat menjalankan fungsi reproduksinya. Perilaku seksual remajasudah menjadi permasalahan yang serius. Tingginya kejadian perilaku seksual remajayang menyimpang, disebabkan kuatnya faktor lingkungan yang kurang mendukung dankurangnya pengendalian diri remaja. Tujuan penelitian diketahui hubungan pengetahuankesehatan reproduksi remaja, keterpaparan media, status pacaran, sikap menjagakeperawanan, gaya hidup, dan ketaatan beribadah dengan perilaku seksual siwa SMAN14 Bandarlampung.Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri 12kelas dan sampel 3 kelas dengan jumlah 102 remaja. Cara pengambilan sampel dengansimpel random sampling (untuk pemilihan kelas). Analisa data menggunakan uji chisquare dan Regresi Logistik.Hasil penelitian menunjukkan perilaku sex remaja yang beresiko (44,5%) dan tidakberesiko (55,5%). Pengetahuan remaja kategori baik (59,1%) dan yang tidak baik(40,9%). Sedangkan yang terpapar media pornografi (79,0%) dan yang tidak terpapar(30,0%). Responden yang telah mempunyai pacar (66,4%) dan yang tidak berpacar(33,6%). Sikap menjaga keperawanan, (5,5%) menjaga keperawanan tidak penting, dan94,5% mengatakan penting. Gaya hidup remaja 34,5% menyakan pernahmengkunsumsinya narkoba, namun yang tidak pernah (65,5%). Remaja yangmenjalankan tuntunan agamanya sesuai dengan ajaran (57,3%), dan yang tidakmenjalankan agamanya (42,7%). Hasil Uji Chi Square tidak ada hubungan pengetahuankesehatan reproduksi (p=1,000), ada hubungan keterpaparan media pornografi(p=0,000), ada hubungan status pacaran (p=0,015), tidak ada hubungan sikap menjagakeperawanan (p=0,485), tidak ada hubungan gaya hidup (p=0,149), ada hubunganpemahaman agama (p=0,000), dengan perilaku sex remaja. Sedangkan keterpaparanmedia merupakan variabel yang paling dominan (p=0,003 dengan OR=5,523). Tidakterdapat interksi diantara variabel (p=0,241) setelah dikontrol variabel status pacarandan pemahaman agama. Kesimpulan, variabel keterpaparan media penyebab utamaseorang siswa untuk berperilaku sex pranikah. Disarankan kepala sekolah besertajajaranya, orang tua, saling bau membahu membimbing putra dan putrinya agar tidakterjerumus dalam pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku sex bebas.Kata Kunci : Pengetahuan, media, pacaran, keperawanan, gaya hidup, agama, danpranikah.