PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN BIOFLOK YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN PAPUYU (Anabas testudineus BLOCH 1792)

Main Authors: Hanafie, Agussyarif, Murjani, Akhmad, Jumadi, Jumadi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan , 2021
Online Access: http://fishscientiae.ulm.ac.id/index.php/fs/article/view/171
http://fishscientiae.ulm.ac.id/index.php/fs/article/view/171/156
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian bioflok yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch 1792). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah Jurusan Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Pemeliharaan larva ikan papuyu dilakukan dalam  wadah baskom berdiameter 45 cm dengan media berupa air bersih dan setiap baskom dimasukkan larva ikan papuyu sebanyak 200 ekor/baskom.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali/hari  (Perlakuan A), sebanyak 4 kali/hari (Perlakuan B) dan sebanyak 6 kali/hari (Perlakuan C) dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media bioflok tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup larva ikan papuyu, ini dilihat dari Fhitung = 0,351852 < Ftab 5% (5,409451) dan Ftab 1% (12,05995). Sedangkan pertumbuhan larva ikan papuyu berpengaruh nyata terhadap larva ikan papuyu dilihat dari Fhitung = 39358,54 > Ftab 5% (5,409451) dan Ftab 1% (12,05995). Kualitas air media hidup larva ikan papuyu masih pada batas toleransi yang diinginkan ikan uji pada media penelitian, dimana suhu (27,7 – 27,90C), DO (4,8 – 4,9 mg/L), pH (7,5) dan amoniak (<0,6 mg/L)   The purpose of this study was to determine the effect of different frequency of biofloc on the survival and growth of fish larvae (Anabas testudineus Bloch 1792). This research was done in the Wet Laboratory of Aquaculture Department, Fisheries and Marine Faculty, Lambung Mangkurat University. The maintenance of papuyu fish larvae was carried out in a basin with diameter 45 cm in with media in the form of clean water and each basin is inserted as many as 200 fish / climbing perch larvae / basin. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments, namely the frequency of feeding as much as 2 times / day (Treatment A), as much as 4 times / day (Treatment B) and as many as 6 times / day (Treatment C) and 3 replications. The results showed that the biofloc media did not have a significant effect on the survival of climbing perch larvae, this was seen from F count = 0.351852 <Ftab 5% (5.409451) and Ftab 1% (12.05995). While the growth of climbing perch larvae significantly affected climbing percch larvae seen from F count = 39358.54> Ftab 5% (5.409451) and Ftab 1% (12.05995). Water quality of live media of climbing perch larvae is still at the desired tolerance level of test fish in the research medium, where the temperature (27.7 - 27.90C), DO (4,8 - 4,9 mg / L), pH (7.5 ) and ammonia (<0.6 mg / L)