Konstruksi Sosial Pendidikan Seksual pada Orangtua dalam Keluarga Bugis-Makassar

Main Author: Awaru, A. Octamaya Tenri
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung , 2020
Online Access: https://society.fisip.ubb.ac.id/index.php/society/article/view/170
https://society.fisip.ubb.ac.id/index.php/society/article/view/170/140
https://society.fisip.ubb.ac.id/index.php/society/article/view/170/141
Daftar Isi:
  • Pemaknaan yang keliru tentang seks membuat pendidikan seks kurang diprioritaskan orangtua dalam mendidik anak. Kondisi ini dianggap sebagai penyebab maraknya pelecehan, kekerasan, dan kejahatan seks pada anak. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan konstruksi sosial pendidikan seksual pada orangtua dalam keluarga Bugis-Makassar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Model analisis dilakukan melalui penafsiran dan pemahaman dari data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria informan merupakan orangtua dari keluarga suku Bugis-Makassar dan memiliki anak usia 13-25 tahun serta berdomisili di Kota Makassar. Verifikasi data dilakukan dengan cara ketekunan pengamatan dan triangulasi waktu. Data yang diperoleh dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya konstruksi yang berbeda dari setiap orangtua sesuai dengan tingkatan informasi dan pengalaman yang dimiliki. Konstruksi berlangsung secara simultan dalam tiga tahap yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tahap yang paling menonjol adalah tahap objektivasi dan kemudian membentuk empat konstruksi yaitu 1) pendidikan seksual adalah pengajaran mengenai alat kelamin; 2) pengajaran prosedur hubungan seksual; 3) pembedaan peran laki-laki dan perempuan, dan; 4) proses mengajarkan adab bergaul dengan lawan jenis. Dalam pelaksanaannya, tahap internalisasi kurang maksimal karena pengalaman pola asuh dari orangtua, anggapan atau pemahaman yang keliru tentang seks, adanya ketakutan pada diri orangtua, anak memaknai salah pada informasi yang diberikan, serta kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seksual yang baik dan benar.
  • False interpretations of sex make sex education less prioritized by parents in educating their children. This condition is considered as the cause of increased child abuse, violence, and sex crimes. This research aims to reveal the social construction of parents’ sexual education Bugis-Makassar families. The research used a qualitative approach with the paradigm of constructivism. The analysis model was conducted through the interpretation and understanding of data collected through interviews and observations. The informants were selected using a purposive sampling technique with the informants' criteria were the parents in Bugis-Makassar families and have children between the ages of 13-25 years old and also live in the city of Makassar. Data verification was conducted through the persistence of observation and triangulation of time. The data obtained were analyzed through three stages, which consist of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed different construction of each parent according to the level of information and experience they had. Construction occurs simultaneously in three stages, which consist of externalization, objectification, and internalization. The most prominent stage is the objectification stage, which then forms four constructions, which consist of 1) sexual education is teaching about genitals; 2) teaching of sexual intercourse procedures; 3) the distinction of male and female roles, and; 4) the process of teaching manners to associate with the opposite gender. In its implementation, the internalization stage is not maximal due to parental experience, false understanding of sex, fear of parents, child misinterpret the information provided, and lack of knowledge about sexual education.