Kinerja Penyuluh Pertanian BP3K Kecamatan Ciamis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani Di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
Main Author: | Mulyana, Hendra |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Galuh
, 2017
|
Online Access: |
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/view/392 https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/view/392/384 |
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah Kinerja Penyuluh Pertanian BP3K Kecamatan Ciamis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani Di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis yang dirasa belum optimal.Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Bagaimana kinerja penyuluh pertanian BP3K Kec. Ciamis dalam rangka pemberdayaan petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis? 2)Bagaimana hambatan kinerja penyuluh dalam pemberdayaan petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis? 3)Bagaimana upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pemberdayaan petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis ? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teori pengukuran kinerja menurut Miner.Untuk pengumpulan data, penulis melakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang meliputi observasi dan wawancara. Sumber data primer dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang informan yaitu penyuluh pertanian dan kepala BP3K Kecamatan Ciamis serta para petani Desa Pawindan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, menyajikan data, serta menarik kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa 1)Kinerja penyuluh pertanian BP3K Kecamatan Ciamis dalam rangka pemberdayaan petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis belum optimal hal ini karena kualitas ketepatan waktu penyuluh dalam menyelesaikan pekerjaan belum optimal tepat waktu karena banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan serta kuantitas kinerja penyuluh pertanian pun belum optimal karena penyuluh belum mampu mengembangkan kelompok tani menjadi professional karena sulitnya mengarahkan para petani yang SDM nya cenderung rendah. Waktu kerja bekum optimal karena penyuluh belum menerapkan adanya target waktu saat melaksanakan penyuluhan. Dan kerja sama belum optimal karena penyuluh belum mampu tampil komunikatif saat penyuluhan. 2)Hambatan-hambatan yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian adalah pekerjaan penyuluh yang kadang terlambat, penyuluh belum mampu mengembangkan kelompok tani menjadi professional, penyuluh kurang mampu tampil komunikatif, keterbatasan sarana penyuluhan dan kurangnya keterampilan yang penyuluh miliki. 3)Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka penyuluh melakukan berbagai upaya seperti melakukan sistim kerja team work, lalu melakukan pembinaan dan pendampingan yang intensif kepada kelompok tani, serta penyuluh terus belajar meningkatkan kompetensi diri dan berkoordinasi dengan pimpinan dan intansi terkait untuk memecahkan masalah di lapangan