ANALISIS TREN RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
| Main Author: | Hafidz., Akhmad |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2017
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/1/COVER.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/2/BAB%20I.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/3/BAB%20II.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/4/BAB%20III.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/5/BAB%20IV.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/6/BAB%20V.pdf http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/584/ |
Daftar Isi:
- Akhmad Hafidz. 2013310049. Analisis Tren Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Manufaktur Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing: Saifhul Anuar Syahdan, S.E., M.Si.,Ak., CA. Skripsi. Program Studi S1 Akuntansi STIE Indonesia Banjarmasin. Tahun 2017. 59 halaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan manufaktur otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan analisis tren selama periode 2009-2015. Sumber data yang diambil yaitu sumber dari laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan manufaktur otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan cara mengunduh melalui situs http://www.idx.co.id dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Teknik analisis dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan tahunan selama 7 tahun periode dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang digunakan investor. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan analisis tren setiap rasio keuangan yang dianalisis. Pada analisis tren ini digunakan angka indeks yaitu semua data laporan keuangan yang dianalisis dihubungkan dengan angka indeks yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan urutan peringkat kinerja dari yang terbaik sampai yang terburuk adalah PT Selamat Sempurna Tbk, PT Nipress Tbk, PT Indospring Tbk, dan PT Astra International Tbk