Pengaruh dimensi attachment terhadap resiliensi pada mahasiswa perantau yang tinggal sendiri
Daftar Isi:
- Mahasiswa perantau khususnya yang tinggal sendiri menghadapi berbagai masalah adaptasi dan dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang lebih tinggi karena situasi tersebut. Masalah yang dipersepsikan berada di luar kendali individu akan menyebabkan stres dan stres yang berlebihan dapat menyebabkan depresi. Oleh karena itu, individu membutuhkan resiliensi yaitu kemampuan untuk beradaptasi secara konstruktif dalam situasi tertekan menggunakan beberapa sumber daya yang membentuk aspek dalam diri. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa salah satu sumber daya yang memengaruhi resiliensi adalah attachment. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dimensi attachment terhadap resiliensi pada 99 mahasiswa perantau yang tinggal sendiri. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Experiences in Close Relationship-Revised-General Short Form (ECR-R-GSF) dan Connor Davidson Resilience Scale-25INDO (CD-RISC-25INDO) ©. Hasil penelitian menunjukkan dimensi attachment avoidance (β = -.224) dan dimensi attachment anxiety (β = -.226) memiliki pengaruh negatif yang signifikan sebesar 8.3% terhadap kemampuan resiliensi yang dimiliki mahasiswa perantau yang tinggal sendiri (F(2, 96) = 4.332, p < .05). Hal ini berarti semakin rendah skor dimensi attachment, maka individu akan memiliki kemampuan resiliensi yang lebih baik. Sebaliknya, semakin tinggi skor dimensi attachment, maka individu akan memiliki kemampuan resiliensi yang lebih buruk.