Pengaruh gratitude terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan yang telah menikah selama lebih dari satu tahun di Jakarta
Daftar Isi:
- Sebagian besar individu pada tahap dewasa awal akan memiliki keinginan untuk dapat menikah dan mengharapkan pernikahannya akan dapat mencapai kepuasan (Papalia, Olds, & Feldman, 2008). Ketika individu tidak mencapai kepuasan di dalam pernikahannya, pernikahannya akan cenderung menjadi tidak stabil dan akan berakibat pada perceraian (Gotman dan Levenson, 2002). Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh pasangan untuk meningkatkan kepuasan pernikahannya adalah dengan memiliki gratitude (Kartikawati, 2011). Gratitude akan membuat individu memiliki kebahagiaan, kepuasan terhadap hidupnya, sikap optimis, serta mampu untuk mengatasi konflik yang terjadi di dalam hidupnya (McCullough & Emmons, 2003). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gratitude terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan, terutama untuk melihat pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan pada diri sendiri dan juga pasangannya. Di dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah The Gratitude Questionnaire-Six-Item Form (GQ-6) dan Relationship Assessment Scale (RAS). Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 180 pasangan suami istri yang berdomisili di Jakarta, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan gratitude suami terhadap kepuasan pernikahan suami (r2 = .31, p = 0.0), gratitude suami terhadap kepuasan pernikahan istri (r2 = .48, p = 0.0), gratitude istri terhadap kepuasan pernikahan istri (r2 = .58, p = 0.0), dan gratitude istri terhadap kepuasan pernikahan suami (r2 = .20, p = .004).