Default spread dan term spread sebagai variabel proxy siklus bisnis pada model fama-french
Main Authors: | Hendra, Edwin, Kim, Sung Suk |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uph.edu/4498/1/3.5%20Derema-Januari%202012-Default%20spread%20dan%20term%20spread%20sebagai%20variabel%20proxy%20siklus%20bisnis%20pada%20model%20fama-french.pdf http://repository.uph.edu/4498/2/Pernyataan%20Kesediaan%20Publikasi-Default%20Spread%20and%20Term%20Spread%20sebagai%20Variabel%20Proxy%20Siklus%20Bisnis.pdf http://repository.uph.edu/4498/3/Peer%20Review-3.5%20Default%20Spread%20and%20Term%20Spread%20sebagai%20Variabel%20Proxy%20Siklus%20Bisnis%20pada%20Model%20Fama%20French.pdf http://repository.uph.edu/4498/ http://ojs.uph.edu |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model Fama-French dan menguji pengaruh variabel aliternatif dari yield spread obligasi, default spread (Rbbb - Raaa dan Raaa - Rf) dan term spread (Rsu,v11rRsu,w). sebagai variabel proxy siklus bisnis, pada dma BEi periode 2005 - 20/0. Empat jenis model asset pricing yang diujikan adalah Sharpe-Lintner CAPM, model Fama-French, model Hwang et al. (20JO). dan model hybrid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa size effect.1 dan value effect memiliki dampak pada e,\'cess return saham. Slope market premium. SMB. dan HML lebih sensitif pada saham big size dan high 8/M. Penjelasan default spread dan term spread pada model Hwang et al. dapat menjelaskan value effect. clan secara lemah menjelaskan size effect. tetapi kekuatan penjelasannya menghilang pada model Hybrid. Berdasarkan penilaian adjusted R1 dan frekuensi penolakan non-zero alpha, didapatkan bahwa model hybrid merupakan model yang paling sesuai.