Hubungan antara tingkat inteligensi dengan tingkat kreativitas pada siswa kelas akselerasi di SMUN 78 Jakarta
Daftar Isi:
- Freeman (dalam Murjono, 1996) menyatakan seseorang yang memiliki taraf inteligensi yang tinggi akan lebih singkat waktunya dalam memecahkan suatu masalah dengan kualitas yang lebih baik. Namun ternyata inteligensi saja tidak cukup, Maslow (dalam Munandar 1992) menekankan bahwa kreativitas juga dibutuhkan individu untuk dapat berhasil dalam hidupnya dengan cara menggunakan serta mengembangkan bakat kreatif yang dimilikinya. Santrock (1995) menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang kreatif cukup memiliki inteligensi yang tinggi, namun yang sebaliknya belum tentu benar. Banyak orang yang memiliki inteligensi tinggi namun tidak kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat inteligensi dengan tingkat kreativitas pada siswa kelas akselerasi di SMUN 78 Jakarta. Penelitian dilakukan di Jakarta. Metode sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Data diambil dari siswa-siswi berusia 15 hingga 17 tahun yang berada dalam kelas akselerasi di SMUN 78 Jakarta dengan jumlah siswa kelas akselerasi 22 siswa. Data penelitian ini diperoleh dengan dua jenis instrumen, yaitu Culture Fair Intelligence Test (CFIT) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV) serta Tes Kreativitas Figural (TKF).Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Spearman Correlation untuk mengukur hubungan antara variabel. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat inteligensi dengan tingkat kreativitas pada siswa kelas akselerasi di SMUN 78 Jakarta dengan r = -0.023 dan p = 0.918