Kompetensi literasi informasi pustakawan universitas swasta di lingkungan Kopertis wilayah III
Main Authors: | Baskoro, Dhama Gustiar, Jonatan, Esterina Muljati |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Terbitan: |
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uph.edu/2091/ http://pustakawan.perpusnas.go.id/jurnal/2015/index.html |
Daftar Isi:
- Dengan terjadinya kelimpahruahan informasi yang tidak terbendung dan tersebar luas, kompetensi literasi informasi menjadi unsur penting yang harus dimiliki bagi lulusan perguruan tinggi agar siap bekerja di berbagai bidang profesi dan pekerjaan di abad informasi ini. Kompetensi literasi informasi tersebut terdiri dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan memiliki kompetensi literasi informasi seseorang akan mampu mencari, mengevaluasi, mengorganisasikan serta menggunakan informasi secara efektif dan beretika. Mengingat pentingnya hal tersebut, pustakawan universitas seyogianya memiliki kompetensi literasi informasi agar bisa mempersiapkan dan melatih pemustaka menjadi seorang yang berpikir kritis dan pembelajar seumur hidup. Selain itu pustakawan dituntut untuk memiliki kompetensi tersebut karena telah dijadikan standar kompetensi pustakawan baik di Indonesia maupun di mancanegara. Dan dengan memiliki kompetensi literasi informasi pustakawan pun akan siap dalam menghadapi persaingan di era terbuka Masyarakat Ekonomis ASEAN 2015. Berdasarkan permasalahan tersebut, kajian ini diadakan dengan tujuan untuk mendapatkan diskrepansi kompetensi pengetahuan dan keterampilan literasi informasi pustakawan universitas swasta di lingkungan wilayah Kopertis III yang terjadi di lapangan dengan standar kompetensi American College Research Libraries (2000). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes (pengetahuan dan keterampilan) dan diskusi Forum Group Discussion. Uji tes pengetahuan akan difokuskan pada pemahaman responden terhadap konsep literasi informasi. Sedangkan uji keterampilan responden akan difokuskan pada pemecahan masalah dari kasus-kasus yang membutuhkan aplikasi keterampilan literasi informasi. Untuk menghasilkan butir-butir tes yang valid dan reliable, maka diadakan uji butir tes pada 30 non responden. Sementara hasil diskusi FGD melengkapi analisis hasil uji tes. Metode kuantitatif deskriptif digunakan untuk mengelola instrumen-instrumen tersebut. Dari hasil kajian diperoleh bahwa kompetensi literasi informasi 26 pustakawan responden yang berasal dari 26 universitas swasta dalam aspek pengetahuan menunjukkan tingkat baik dengan nilai mutu 2.71 dari rentang 1-4 pada semua indikator literasi informasi. Sebaliknya kompetensi dalam aspek keterampilan menunjukkan nilai sangat rendah yaitu di rentang 32.48. Dengan demikian kajian ini menunjukkan bahwa terjadi diskrepansi di ranah keterampilan, dan bukan di ranah pemahaman. Padahal 77% responden berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana Ilmu Perpustakaan. Untuk itu sesuai hasil FGD, pustakawan mendukung adanya semacam workshop, pelatihan atau pendidikan yang cukup serius berfokus pada semua keterampilan literasi informasi yang konkret dan aplikatif sehingga dapat digunakan di dalam operasional layanan perpustakaan. Selain itu juga diperlukan pelatihan pengembangan program pelatihan literasi informasi bagi pelatih (ToT) serta adanya perbaikan kurikulum pembelajaran ilmu perpustakaan terutama mata kuliah literasi informasi untuk mempersiapkan lulusan pustakawan yang siap bekerja di abad 21 ini