Hubungan hope dan psychological well-being pada mahasiswa yang pernah menjadi korban bullying
Daftar Isi:
- Mahasiswa di dalam dunia perkuliahan umumnya menghadapi kesulitan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan yang cenderung berbeda dibandingkan dengan tahapan pendidikan yang sebelumnya. Kondisi lingkungan perkuliahan yang lebih sulit pada mahasiswa umumnya, jika dialami oleh mahasiswa yang pernah menjadi korban bullying dapat menjadi semakin menyulitkan. Bullying sendiri memiliki berbagai dampak, salah satunya adalah rendahnya psychological well-being yang dimiliki. Hal tersebut tergambar melalui rendahnya tingkat self-esteem, kesulitan beradaptasi bahkan mengalami kesulitan untuk dapat menjalin relasi yang baik dengan orang lain. Sebagai akibatnya, mahasiswa yang pernah menjadi korban bullying mengalami situasi yang lebih sulit lagi. Peranan hope, salah satunya dapat membantu mahasiswa yang pernah menjadi korban bullying untuk dapat menghadapi dan mengatasi dampak bullying yang di alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara hope dan psychological well-being pada mahasiswa yang pernah menjadi korban bullying. Partisipan penelitian ini terdiri dari 137 orang yang mengisi kuesioner Adult Trait Hope Scale dan Ryff’s Psychological Well-being Scale. Hasil olahan data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (rs=.601, p<0,05). Artinya, semakin tinggi hope akan diikuti dengan semakin tingginya psychological well-being dalam diri seseorang. Dalam penelitan ini, peneliti juga menemukan adanya korelasi yang signifikan antara dimensi hope dan beberapa dimensi psychological well-being. Dalam penelitian ini juga ditemukan adanya korelasi yang signifikan antar beberapa dimensi hope dan psychological well-being. Hasil-hasil temuan lain yang berkaitan dengan hubungan antara hope dan psychological well-being juga turut didiskusikan.