PEMANFAATAN LAHAN PENYANGGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI KONFLIK MANUSIA DENGAN ORANGUTAN (PONGO ABELII LESSON): STUDI KASUS PELEPASLIARAN ORANGUTAN DI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, RIAU

Main Author: Kuswanda, Wanda
Format: Article info Identify items published in this section as a(n) application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara , 2017
Online Access: http://jurnal.balitbang.sumutprov.go.id/index.php/inovasi/article/view/98
http://jurnal.balitbang.sumutprov.go.id/index.php/inovasi/article/view/98/31
Daftar Isi:
  • The demage of forest areas and land clearing in buffer zones for plantation, agricultural and village areas has resulted in widespread human-wildlife conflicts, such as orangutans. Orangutans out of the forests to feed and destroy plant, including the case in Bukit Tigapuluh National Park (BTNP). This study aimed to obtain information on community characteristics, land use patterns in buffer zones as well as government policies for conflict mitigation between human and orangutans reintroduction at BTNP, Riau Province. The research was conducted in the buffer zone and the park area, from August to November 2016. Data were collected with questionnaires distribution, structured interviews and Focus Discussion Group on related communities and institutions. Data analysis are using frequency tables and descriptive analysis. Communities in the buffer zone of BTNP, especially in Siambul and Talang Langkat villages, are working as farmers and educated only to junior high school so that dependence on natural resources is very high and be triggers conflict with orangutans. The utilization of dominant land for oil palm and rubber plantations. Other cultivated plants are chocolate, banana, grapefruit, durian as well as jengkol. This plant species of cultivation are very interesting for orangutans so that out of the forest to consuming. Orangutan conflicts are occurred in the Batang Cinaku and Batang Gangsal Districts. Recommendations to conflict mitigation is the habitat improvement in national park with feed, the development of alternative economic for communities such as honeybees and farms, the establishment of a orangutan monitoring team, socialization and counseling about habits, behavior and benefit orangutans, enforcement of encroachment and illegal logger, the revitalization of the system and the culture of agriculture move, especially on Talang Mamak and the Melayu Ethnics. This recommendation is also expected to be a reference for the government in North Sumatra because the orangutans conflict is found also at Langkat, South Tapanuli and West Pakpak. Keywords: community, orangutan conflicts, land, oil and national parks
  • Kerusakan kawasan hutan dan pembukaan lahan di daerah penyangga untuk lahan perkebunan, pertanian dan pemukiman penduduk telah mengakibatkan konflik antara manusia dengan satwa liar semakin meluas, seperti pada orangutan. Orangutan keluar hutan untuk mencari makan dan merusak tanaman masyarakat, seperti kasus di Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi karakteristik masyarakat, pola pemanfaatan lahan pada daerah penyangga dan kebijakan pemerintah untuk mitigasi konflik antara masyarakat dengan orangutan lepasliar di Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Provinsi Riau. Penelitian dilaksanakan di desa penyangga dan kawasan TNBT, mulai bulan Agustus – November 2016. Pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner, wawancara terstruktur dan Focus Discussion Group pada masyarakat dan kelembagaan terkait. Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisis secara deskriptif. Masyarakat di daerah penyangga TNBT, terutama di Desa Siambul dan Desa Talang Langkat, bekerja sebagai petani dan berpendidikan hanya sampai sekolah lanjutan pertama sehingga ketergantungan akan sumber daya alam sangat tingga dan memicu konflik dengan orangutan. Pemanfaatan lahan dominan untuk kebun sawit dan karet. Tanaman lain yang dibudidayakan adalah coklat, pisang, jerenang, durian dan jengkol. Jenis tanaman budidaya ini merupakan tanaman yang cukup menarik bagi orangutan sehingga keluar hutan untuk mengkonsumsinya. Kasus konflik orangutan terjadi di Kecamatan Batang Cinaku dan Kecamatan Batang Gangsal. Rekomendasi penanggulangan konflik adalah perbaikan habitat di kawasan taman nasional, pengembangan alternatif ekonomi masyarakat seperti lebah madu dan peternakan, pembentukan tim monitoring orangutan, sosialisasi dan penyuluhan tentang kebiasaan, perilaku dan manfaat orangutan, penegakan hukum bagi perambahan dan penebang liar, revitalisasi sistem dan budaya pertanian berpindah, terutama pada masyarakat tradisional Suku Talang Mamak dan Suku Melayu. Rekomendasi ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi Pemerintah di Sumatera Utara. Kata kunci: masyarakat, konflik orangutan, lahan, sawit dan taman nasional