WAYANG WONG DALAM UPACARA DEWA YADNYA DI MRAJAN GDE GRIYA PENIDA, DESA BATUAGUNG , KABUPATEN JEMBRANA
Main Authors: | Putri Sastrini, Ni Komang Ayu, Winarti, Ni Wayan Sri |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia
, 2018
|
Online Access: |
http://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyawretta/article/view/131 http://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyawretta/article/view/131/102 |
Daftar Isi:
- Tari Wayang Wong merupakan kesenian yang disakralkan yang mana semua penarinya memakai tapel. Dalam pementasan, Tari Wayang Wong merupakan tari wali, dengan demikian bentuk penokohan dan struktur rangkaian pertunjukan menyesuaikan dengan tingkatan upacara yadnya. Dalam bentuk busana tari, Wayang Wong tetap menggunakan busana tradisional namun ada beberapa yang disesuiakan dengan busana kreasi sekarang seperti penggunaan gelung, kain prada. Sedangkan gerak tarinya memiliki ciri khusus dan unik yang tidak dimiliki oleh Wayang Wong yang ada dibeberapa daerah di Bali. Rangkaian pementasan Tari Wayang Wong Dalam upacara Dewa Yadnya di Mrajan Gde Griya Penida desa Batuagung pada tingkat utama, biasanya Wayang Wong dipentaskan dengan rangkaian yaitu dari ngebejian, pentas satu babak sampai dengan Wayang Wong melaksanakan ngidergita. Tabuh yang digunakan adalah gamelan bebatelan Ramayana dengan dipentaskan pada tempat di utama mandala atau tempat dipekarangan yang luas.