Institutional Impacts on Choice of Traditional Agroforestry-Based Rural Community Livelihood Strategies in Maluku: (Utilization of “Dusung” and Nutmeg in Booi Village, Maluku)

Main Authors: Hahury, Hendri Dony, Prabawa, Tity Susilowati, Wiloso, Pamerdi Giri, Soumokil, Tontji, Ndoen, Marthen Luther
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Institut Pertanian Bogor (IPB University) , 2020
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/view/29243
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/view/29243/20274
Daftar Isi:
  • Kemampuan masyarakat pedesaan dalam merespon tantangan atau kerentanan sangat bergantung pada adaptasi yang bersifat lokal maupun kelembagaan. Kelembagaan ini terbentuk berdasarkan kebiasaan yang berakar dari pengetahuan lokal maupun pengalaman hidup masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya perkebunan sebagai agroforestri tradisional pada masyarakat pedesaan berbeda setiap individu sehingga strategi penghidupan yang digunakan untuk menghadapi kerentanan pun berbeda. Penelitian ini bertujuan, untuk menemukan pemahaman mendalam tentang dampak kelembagaan terhadap pilihan strategi penghidupan masyarakat pedesaan melalui pemanfaatan agroforestri tradisional berupa “dusung” dan tanaman pala dengan pendekatan kelembagaan (tradisi, kebiasaan maupun aturan) dan kerangka kerja penghidupan. Penelitian ini dilakukan di desa Booi, Pulau Saparua, Maluku pada bulan Oktober 2016 sampai bulan September 2018. Informan dalam penelitian ini meliputi, Raja (kepala) desa Booi, petani (pemilik lahan perkebunan), anggota masyarakat yang tidak memiliki lahan perkebunan dan badan pemerintah desa. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan data primer. Sementara data sekunder bersumber dari berbagai dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa, masyarakat desa Booi memiliki berbagai ragam pilihan strategi penghidupan, antara lain: Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi, strategi diversifikasi dan strategi “memegang” biji pala. Kehadiran kelembagaan (tradisi, kebiasaan dan aturan) justru memberikan dampak yang signifikan bagi penghidupan masyarakat Booi. Dampak tersebut berupa, jaminan (informal insurance) akses bagi masyarakat Booi yang tidak memiliki aset agar dapat memanfaatkan dusung dan tanaman pala. Kemudian, adanya akses terhadap aset ini memberikan sumbangan terhadap keberlanjutan penghidupan rumah tangga masyarakat desa Booi.   Kata kunci: Kelembagaan, Pilihan strategi penghidupan, Dusung dan tanaman pala
  • The ability of rural communities responding to vulnerabilities highly depends on local and institutional adaptations. The institutional adaptation is formed based on habits rooted in the community’s local knowledge and life experience. Utilization of traditional agroforestry on rural land is unique for each individual, resulting different livelihood strategies to deal with vulnerability. This study aims to understand institutional impacts on the choice of rural livelihood strategies through traditional agroforestry using an institutional approach (traditions, customs, and rules) and a livelihood framework. This research was conducted in Booi Village, Maluku, from October 2016 to September 2018. The data was collected through in-depth interviews and document studies. Interviews were conducted to key informants such as Raja (head) of Booi Village, farmers (landowners), community members who did not own land, and village governments. The results showed that the community had a variety of choices for livelihood strategies, including intensification, extensification, diversification, and “holding” nutmeg seeds. The presence of institutional impact was also proven to have a significant effect on the livelihoods of the Booi community, for example, in the form of access for the community who did not have assets (informal insurance).