REVIEW PERBANDINGAN PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN DENGAN PROSES BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN METODE BIOSTIMULUS DAN BIOAUGMENTASI

Main Authors: Yasmin, Zhafira, Wulansarie, Ria
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang , 2018
Subjects:
Online Access: https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/rekabuana/article/view/943
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/rekabuana/article/view/943/926
Daftar Isi:
  • Pencemaran minyak di wilayah perairan akibat tumpahan minyak merupakan masalah lingkungan yang sangat penting. Tumpahan minyak di perairan, terutama kecelakaan tumpahan minyak skala besar , telah memberikan ancaman besar dan menyebabkan kerusakan yang luas. Kontaminan dapat terakumulasi didalam tubuh organisme laut dan berbahaya bagi manusia yang memakannya. Untuk menanggulangi masalah pencemaran minyak di perairan ini, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah bioremediasi yang merupakan proses pemulihan air dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai bakteri pemecah minyak. Terdapat dua metode dalam proses bioremediasi yaitu metode biostimulasi dan bioaugmentasi. Penelitian ini bertujuan menguraikan proses bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian pencemaran air, meliputi: isolasi, pengujian degradasi zat pencemar, dan perbanyakan bakteri serta untuk mengetahui perbandingan proses bioremediasi dengan metode biostimulasi dan bioaugmentasi.. Hasil isolasi dan identifikasi yang berasal dari “bakteri indigenous” didapatkan: Microccocus, Corynebacterium, Phenylo-bacterium, Enhydro-bacter, Morrococcus, Flavo-bacterium, Bacillus, Staphylococcus, dan Pseudomona, yang dapat mendegradasi logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik, sulfida, kekeruhan, dan amonia. Sedangkan dari bakteri “commercial product” didapatkan jenis: Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, serta enzym Amylase, Protease, Lipase, Esterase, Urease, Cellulase, dapat mendegradasi pencemar organik, nitrogen, fosfat, maupun kontrol pertumbuhan alga. Perbanyakan bakteri dari isolat bakteri indigenous dapat dikerjakan di laboratorium sedangkan bakteri “commercial product” bisa didapatkan di pasaran