Daftar Isi:
  • Dalam proses pembelajaran, ada banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menimbulkan sikap kritis siswa dalam menanggapi pelajaran. Salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran, terutama pada mata pelajaran fiqih yang dalam prakteknya tidak dapat disampaikan jika guru hanya berceramah saja. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru sekolah di luar sana yang masih menggunakan cara mengajar tradisional untuk menyampaikan materi fiqih. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa berperan aktif. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk : 1) Mengetahui Penerapan Strategi Pembelajaran Fiqih Pada Siswa MTs Negeri 1 Mojokerto dan MTs Mamba’ul Ulum. 2) Mengetahui Implikasi Strategi Pembelajaran Fiqih Terhadap Sikap Kritis Siswa MTs Negeri 1 Mojokerto dan MTs Mamba’ul Ulum. Berdasarkan bentuknya, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus multi situs. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisa data yang digunakan terdiri dari tiga alur yang saling berkaitan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan (verifikasi). Setelah dilakukan analisa mendalam, hasil penelitian menunjukkan : 1) Di MTs Negeri 1 Mojokerto, guru menerapkan strategi pembelajaran ekspositori, kontekstual, dan active learning. Di MTs Mamba’ul Ulum, guru menerapkan strategi pembelajaran ekspositori dan kontekstual. 2) Implikasinya, di MTs Negeri 1 Mojokerto strategi pembelajaran ekspositori membuat siswa kritis dengan bertanya, strategi pembelajaran kontekstual membuat siswa kritis dengan berpendapat, dan strategi pembelajaran active learning membuat siswa kritis dengan diskusi. Di MTs Mamba’ul Ulum strategi pembelajaran ekspositori membuat siswa kritis dengan bertanya dan strategi pembelajaran kontekstual membuat siswa kritis dengan sharing.