Mekanisme Pertahanan Ego Tokoh Utama dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer
Main Author: | Sri, Sulastri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/8614/2/SRI%20SULASTRI%20%28%2015080130%20%29%20SKRIPSI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/8614/1/ABSTRAK1.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/8614/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/8614/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengetahui mekanisme pertahanan ego yang dilakukan oleh seorang anak pribumi yang menempuh pendidikan setara dengan orang Eropa dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini difokuskan pada mekanisme pertahanan ego tokoh utama dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mekanisme pertahanan ego tokoh utama dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Tor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Data dalam penelitian ini, yaitu kata, frasa, kalimat dan wacana dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer yang memperlihatkan mekanisme pertahanan ego, sedangkan sumber data penelitian ini adalah novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya, membaca novel, menandai data yang berkaitan dengan masalah mekanisme pertahanan ego tokoh, mencatat data, menginventarisasikan dan mengklasifikasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis mekanisme pertahanan ego yang dilakukan oleh tokoh Minke. Empat pertahanan ego tersebut, yakni, Represi, projeksi, pembentukan reaksi, rasionalisasi. Keempat mekanisme pertahanan ego dapat dilihat pada tokoh Minke dalam menempuh pendidikan dan memperjuangkan cintanya pada tokoh Annelies. Permasalahan yang ditemukan oleh tokoh Minke saat dia dianggap orang bodoh tidak bisa setara dengan orang-orang Eropa sebab pribumi dianggap tetaplah pribumi, ia hadapi dengan bantuan mekanisme pertahanan ego. Keinginannya untuk bisa setara dengan orang Eropa dan menikah dengan gadis keturunan Eropa, membuat tokoh Minke harus menekan keinginan itu dengan selalu berupaya untuk menciptakan kepalsuan-kepalsuan (alasan-alasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain.