Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi karena proses pembangnan PLTA yang terjadi di Dusun induring tidak sesuai yang diharapkan, karena begitu banyak masalah yang ditimbulkan, maka dari itu terjadi konflik masyarakat yang di akibatkan oleh proses pembangunan PLTA antara pihak perusahaan yaitu PT.Bergonia Pratama. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan rencana, dengan sengaja, dan memang dikahendaki, baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam memperbaiki kehidupan. Namun hal ini tidak tejadi bagi warga Dusun Induring maka Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) siapa kelompok masyarakat yang berkonflik (2) bentuk konfliknya (3) penyebab konflik pada masyarakat Dusun Induring Kenagarian IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik. salah satu tokoh dari teori konflik adalah Lewis A Coser. Sedangkan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Adapun informan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah Informan adalah 16 orang. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara: (1) observasi (non participant), (2) wawancara mendalam, (3) studi dokumen. Untuk mencapai keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi. Sementara itu, unit analisis data yang digunakan adalah kelompok dengan analisis data Miles & Huberman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data atau analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kelompok masyarakat yang berkonflik yaitu pihak perusahaan PT.Bergonia Pratama dengan warga yang tidak lagi bekerja di PLT dan warga yang tinggal di tepi sungai (2) bentuk konflik yang terjadi terbagi dalam dua bentuk, (a). realistik kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan kusus yang terjadi dalam hubungan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan dan tujuan pada objek yang mengecewakan (b). non realistik (ladalah konflik yang tidak berasal dari tujuan-tujuan yang antagonis, dalam bentuk manifest terjadi sabotase dan demontrasi yang dilakukan warga Dusun induring. Sabotase dengan menghilangkan berbagai macam barang bangunan seperti semen, besi dan bata. Demonstrasi dengan cara mengunjungi tepat terjadinya proses pembangunan PLTA secara bersama-sama. Bentuk konflik non realistik (latent) ketidak senangan yang diperlihatkan oleh warga Dusun Induring. (3) Penyebab terjadinya konflik adanya kekuasaan dan kepentingan warga yang tidak terpenuhi oleh pihak PLTA dan kerusakan infrastruktur yang diakibatkan oleh proyek PLTA.