Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua, Kesiapan Belajar, Pemberian Reward dan Kemampuan Berfikir Kritis Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII MTsN Koto Tangah Padang
Main Author: | Sagril Egil, Koputra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/645/1/13090223%20SAGRIL%20EGIL%20KOPUTRA%20%20%20ok%20plip.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/645/2/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/645/3/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/645/4/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/645/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar, pengaruh kesiapan belajar terhadap motivasi belajar, pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar, pengaruh kemampuan berfikir kritis terhadap motivasi belajar. Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua, kesiapan belajar, pemberian reward dan kemampuan berfikir kritis secara bersama-sama mempengaruhi motivasi belajar. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa IPS kelas VIII MTsN Koto Tangah Padang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Propotional Random Sampling yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 138. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis induktif, dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,035. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 2,434 > ttabel sebesar 1,97796. Artinya apabila kondisi sosial ekonomi orang tua meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,035 dalam setiap satuannya. Kedua kesiapan belajar berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,185 Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 3,818 > ttabel 1,97796. Artinya, apabila motivasi belajar meningkat sebesar satu satuan, maka kesiapan belajar akan meningkat sebesar 0,185 dalam setiap satuannya. Ketiga pemberian reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,467. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 7,041 > ttabel sebesar 1,97796. Artinya, apabila pemberian reward meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,467 dalam setiap satuannya. Keempat kemampuan berfikir kritis berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,259. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 4,171 > ttabel sebesar 1,97796. Artinya, apabila kemampuan berfikir kritis meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,259 dalam setiap satuannya. Kelima kondisi social ekonomi orang tua, kesiapan belajar, pemberian reward dan kemampuan berfikir kritis secara bersama-sama mempengaruhi motivasi belajar. Dimana diperoleh nilai Fhitung 165,650 > Ftabel 2,44 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Adapun saran yang diberikan antara lain siswa harus menyelesaikan tugas tepat waktu dan bekerja sendiri. Selain itu sebelum berangkat ke sekolah siswa harus menyiapkan kesiapan fisik seperti sarapan pagi dan Guru hendaknya bisa membantu murid nya agar mendapat nilai yang bagus serta kepada orang tua diusahakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah siswa agar siswa termotivasi untuk belajar.