Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya remaja tidak dapat menerima keadaan dirinya maupun orang lain, dengan tingkat emosinya yang labil sehingga menimbulkan perilaku agresif dalam bentuk emotional aggression dan instrumental aggression yaitu membiarkan gosip beredar yang kebenarannya diketahui, sehingga dari perilakunya tersebut timbul masalah seperti bentrok antar remaja. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan 1) Kematangan emosi remaja di RW II Kelurahan Limau Manis, 2) Perilaku agresif remaja di RW II Kelurahan Limau Manis, 3) Hubungan kematangan emosi dengan perilaku agresif remaja di RW II Kelurahan Limau Manis Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasi. Sampel penelitian adalah 62 remaja yang dengan menggunakan teknik Total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik persentase dan korelasi. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku agresif remaja di RW II Kelurahan Limau Manis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Kematangan Emosi Remaja berada pada kategori cukup stabil. 2) Perilaku Agresif Remaja berada pada kategori kurang agresif. 3) Terdapat hubungan antara Kematangan Emosi dengan Perilaku Agesif Remaja dengan koefesion kuat arah korelasi negatif, yang mana terdapat hubungan signifikan antara variabel kematangan emosi dengan variabel perilaku agresif remaja, artinya semakin tinggi kematangan emosi maka semakin tinggi pula perilaku agresif, sebaliknya. Penelitan ini direkomendasikan kepada remaja agar bisa memberikan pemahaman yang baik bagi dirinya maupun orang lain dan dapat berpikir sebelum melakukan tindakan yang akan merugikan orang lain.