Bentuk Emosi Peserta Didik dalam Mengikuti Layanan Konseling Perorangan di SMP Negeri 31 Padang
Main Author: | Ulfa, Zaili |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5080/4/11060055%20ULFA%20ZAILI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5080/1/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5080/2/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5080/3/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5080/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peserta didik yang cemas, takut, untuk masuk ke dalam ruangan bimbingan dan konseling tetapi ada juga peserta didik yang secara spontan, antuasias untuk masuk ke ruang bimbingan dan konseling untuk melakukan layanan konseling perorangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bentuk emosi positif peserta didik dalam mengikuti layanan konseling perorangan. 2) Bentuk emosi negatif peserta didik dalam mengikuti layanan konseling perorangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik yang telah mengikuti layanan konseling perorangan di SMP Negeri 31 Padang sebanyak 41 peserta didik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 41 peserta didik. Data penelitian diperoleh melalui angket. Data diolah menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bentuk emosi peserta didik dalam mengikuti layanan konseling perorangan di SMP Negeri 31 Padang, dilihat dari: 1)Bentuk emosi positif peserta didik dalam mengikuti layanan konseling perorangan berada pada kriteria banyak. 2) Bentuk emosi negatif peserta didik dalam mengikuti layanan konseling perorangan berada pada kriteria cukup banyak. Hasil penelitian ini direkomendasikan pada guru bimbingan konseling agar lebih mensosialisasikan tentang bimbingan konseling terhadap peserta didik, dan bagi peserta didik diharapkan dapat mengubah pola pikirnya tentang bimbingan konseling yang selama ini dianggap sebagai tempat peserta didik yang bermasalah saja.