Daftar Isi:
  • Sektor pertanian di Nagari Talu merupakan sumber perekonomian utama. Untuk menentukan keberhasilan pertanian di Nagari Talu dibantu oleh penyuluh pertanian untuk meberikan pendidikan non-formal kepada petani di Nagari Talu, agar efektif agen penyuluhan memberikan ide-ide baru kepada petani, penyuluh pertanian di Nagari Talu memberikan pendidikan non formal kepada petani dengan cara kelompok, jadi petani di Nagari talu membentuk kelompok-kelompok tani, namun Kelompok tani di Nagari Talu juga ada masalah untuk meningkatkan kualitas kelompok taninya, karena disebabkan kelompok tani di Nagari Talu kurang tahu dengan program pemerintah daerah Pasaman Barat, kelompok tani di Nagari Talu fanatik tehadap tradisi leluhurnya, kurangnya pengetahuan petani dalam menyerap teknologi yang modern dan petani di Nagari Talu melakukan kegiatan bertaninya hanya satu kali dalam setahun. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mendeskripsikan fungsi penyuluh pertanian dalam meningkatkan kualitas kelompok tani di Nagari Talu Kabupaten Pasaman Barat dan (2) untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh penyuluh pertanian dalam meningkatkan kualitas kelompok tani di Nagari Talu Kabupaten Pasaman Barat Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah toeri structural fungsional Robet k Merton dan teori difusi inovasi oleh Everett M. Rogert. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yakninya observasi non partisipant dan wawancara mendalam. Unit analisis yakninya kelompok. Analisis data yang digunakan yakninya model analisis data interaktif (Milles dan Huberman). Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Fungsi penyuluh pertanian dalam meningkatkan kualitas kelompok tani (1) sebagai agen perubahan, (2) sebagai pelatih pengambilan keputusan, (3) sebagai rekan pemberi semangat, (4) pendorong peningkatan produksi. Kendala-kendala yang dihadapi oleh penyuluh (1) tidak terjadinya kerjasama antar kelompok tani,, (2) pola pikir masyarakat masih tradisional, (3) kurang aktifnya petani mengikuti penyuluhan.