Matematika Dalam Perspektif Indegenous People Dan Indegenous Knowledge (Kasus Pada Masyarakat Matrilineal Minangkabau Sebuah Tinjauan Sosiologis)
Main Authors: | Zusmelia, Zusmelia, Ariesta, Ariesta |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3525/1/SEMINAR%20NASIONAL%20MATEMATIKA%202016.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3525/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan etnomatematika yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Minangkabau dari dahulu sampai sekarang, dan itu terlanggengkan pada formasi sosial yang ada dalam masyarakat atau komunitas tertentu di Minangkabau sebagai sebuah Indegenous Knowledge dan diwariskan secara turun temurun di dalam masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum masuknya pengaruh Barat, atau sejak zaman pra kolonial masyarakat Minangkabau telah memiliki pengetahuan Matematika yang “embedded” dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka, terutama untuk kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan terhadap berkesenian, seperti : 1). Pemenuhan kebutuhan akan sandang, terlihat dalam pembuatan tenunan, sulaman, jahitan yang penuh dengan muatan etnomatematika, 2). Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, ditemukan pada hitungan/takaran yang digunakan mulai dari masa tanam sampai pada masa panen dan pasca panen juga penuh dengan etnomatematika yang sangat beragam, seperti cupak, sukek, gantang, katidiang, jengkal, ganggam, dll. 3). Dalam penenunan kebutuhan akan papan, ini dimunculkan antara lain dalam bentuk motif, bentuk bangunan (rumah gadang, rangkiang) dan ukiran kesemuanya yang memiliki makna dan simbol sebuah “value” atau norma yang diusung. Artinya dalam masyarakat Minangkabau, semua tindakan sosial yang dilakukan masyarakat, dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari didasarkan atas hitungan yang syarat dengan indegenous knowledge. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pengembangan pembelajaran matematika di sekolah mulai dari satuan pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi. Diyakini pembelajaran yang berbasis komunitas dan membumi jelas akan lebih mudah dimengerti dan bermanfaat dalam sebuah masyarakat dibandingkan pembelajaran matematika yang penuh dengan simbol-simbol yang bagi sebagian masyarakat/anak didik sangat susah untuk memahaminya, bahkan dianggap menjemukan. Kata Kunci : Indegenous Knowledge dan Indegenous People