Daftar Isi:
  • Fenomena waria dewasa ini sudah menyebar ke daerah-daerah kecil seperti kabupaten dan kota bahkan sampai pada tingkat pemerintahan terbawah yaitu nagari.Persoalan pendidikan dan ekonomi menjadi alasan mendasar bekerja sebagai waria di salon.Membedakan lingkungan kerja dengan lingkungan keluarga harus dijaga oleh pekerja salon sebagai waria. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mendeskripsikan dramaturgi kehidupan pekerja salon sebagai waria di Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat. 2). Mendeskripsikan alasan memilih bekerja di salon sebagai waria di Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat. Untuk menjelaskan permasalahan penelitian ini teori yang digunakan adalah teori dramaturgi Erving Goffman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak tujuh orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan dan wawancara mendalam. Kemudian yang menjadi unit analisisnya adalah individu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1). Panggung depan pekerja salon sebagai waria adalah salon tempat bekerja dimana pekerja salon dituntut untuk berpenampilan seperti wanita, baik cara berpakaian, berbicara, berperilaku serta cara berjalannya, dan panggung belakang pekerja salon adalah lingkungan keluarga dimana pekerja salon harus bisa menjadi jati dirinya sebagai lekaki normal. 2). Alasan pekerja salon bekerja sebagai waria di salon yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan tidak ada pilihan pekerjaan lain.