Biografi Ery Mefri Sebagai Pengembang Kebudayaan Seni Minangkabau ( 1983-2016 ).
Main Author: | Maya, Wahyuni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2731/4/MAYA%20WAHYUNI-12020114%20%28SKRIPSI%29.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2731/2/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2731/1/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2731/3/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2731/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini merupakan kajian biografi tematis mengenai seorang tokoh seni budaya, yaitu Ery Mefri. Tokoh ini layak untuk diteliti karena berhubungan dengan peran-peran yang dimainkanya sebagai tokoh seniman Sumatera Barat. Tujuan penelitian adalah (1) untuk memberi gambaran tentang kehidupan Ery Mefri, (2) menjelaskan upaya Ery Mefri dalam mengembangkan kebudayaan seni Minangkabau serta pencapaian prestasi yang diraihnya dan, (3) menjelaskan karya-karya Ery Mefri sebagai pengembang kebudayaan seni Minangkabau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang sesuai dengan penulisan sejarah yang menggunakan empat tahap penelitian yaitu Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Tahap (1) Heuristik adalah pengumpulan data, mencari dan mengumpulkan sumber yaitu sumber tertulis dan sumber lisan (wawancara) tahapa (2) Kritik Sumber, yaitu melakukan kritik terhadap sumber yang didapatkan dan kemudian diberi pemahaman terhadap sumber tersebut sehingga diperoleh fakta sejarah. (3) Interpretasi data, yaitu data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasi dengan cara menghubungkan data dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti sehingga terdapat fakta yang siap disajikan. Tahap (4) Historiografi yaitu penulisan dalam bentuk karya ilmiah. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kehidupan masa kecil Ery Mefri yang suka bergaul dengan orang yang memiliki bakat seni dan selalu melihat ayahnya latihan menarikan tari, memberi alih kepada Ery Mefri untuk berkiprah dibidang seni. Upaya Ery Mefri dalam mengembangkan kebudayaan seni Minangkabau yaitu, Ery Mefri mendirikan sanggar yang diberi nama Nan Jombang tanggal 1 November 1983. Di sanggar ini Ery Mefri melatih anak-anak hingga orang dewasa dan mengembangkan kebudayaan seni Minangkabau. Ery Mefri bergabung dengan lembaga Badan Pelestarian Nilai Budaya Padang pada tahun 2014. Memperagakan dan memperkenalkan kebudayaan seni Minangkabau keluar negeri. Karya-karya Ery Mefri menciptakan beberapa tarian dan musik yaitu tari, Cindua Mato, Tarian Malam, Sang Hawa, dan Rantau Berbisik. Pada awalnya masyarakat tidak mau menerima tarian Ery Mefri karena dianggap tidak sesuai dengan tradisi Minangkabau. Baru kemudian secara perlahan seiring dengan kiprah Ery Mefri untuk terus mengembangkan seni, respon masyarakat terus mengalir ke sanggar Nan Jombang. Hal ini buktikan oleh terselenggaranya secara rutin kegiatan sanggar setiap tanggal 3 setiap bulannya. Ery Mefri juga bertambah eksis bersama sanggar Nan Jombang sering ikut dalam iven-iven nasional dan internasional. Pada akhirnya Ery Mefri mendapatkan anugerah kekayaan intelektual diraih pada tahun 2016.