Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkan Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan
Main Author: | Harni, Eka Saputri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/11164/1/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/11164/2/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/11164/3/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/11164/4/10030158%20HARNI%20EKA%20SAPUTRI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/11164/ |
Daftar Isi:
- Kecamatan Silaut merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Di daerah ini merupakan daerah transmigrasi dan juga telah didirikan Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejak tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah dan menganalisis dan membahas studi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan Kota Terpadu Mandiri berdasarkan mata pencaharian di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari: 1) Penggunaan Lahan, 2) Mata Pencaharian, 3) Pendapatan, 4) Interaksi Sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Kelurga yang ada di Kenagarian Lubuk Bunta. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling, sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 responden. Pengumpulan data menggunakan angket tertutup, dan analisa yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan : 1.Penggunaan Lahan mengalami perubahan, sebelum pembangunan KTM adalah perkebunan (43,08%) dan sesudah pembangunan KTM adalah perumahan (39,83%), 2.Mata Pencaharian Pokok masyarakat tidak mengalami perubahan baik sebelum dan sesudah pembangunan KTM yaitu sebagai petani (58,54%), serta masyarakat mempunyai mata pencaharian sampingan sesudah pembangunan KTM yaitu industri rumah tangga (30,90), 3.Pendapatan masyarakat mengalami perubahan, sebelum pembangunan KTM Rp1.100.000-Rp2.000.000 (32,52%) dan sesudah pembangunan KTM Rp>3.000.000 (46,34%), 4.Interaksi Sosial masyarakt tidak mengalami perubahan baik sebelum dan sesudah pembangunan KTM yaitu masyarakat tidak pernah berselisih dengan tetangga (66,66%).