Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perceraian yang dilakukan oleh orang tua untuk mengakhiri hubungan sangat berakibat pada mental anak. Anak-anak hasil perceraian mengalami depresi ringan dan juga berpengaruh pada cara berinteraksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada diri anak itu, menuntut anak untuk mampu mengontrol dan mengarahkan tindakan, sikap ataupun perilaku untuk mencapai tujuan yang mampu memberikan komitmen untuk menjadi diri sendiri dan bisa diterima oleh lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penyesuaian diri anak dalam keluarga setelah orang tuanya bercerai. Teori yang digunakan adalah fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan pada penenelitian ini adalah anak (umur 2-14 tahun), anak yang berasal dari orang tua yang bercerai, dan orang tuanya bercerai minimal 1 tahun dan belum menikah. Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara: (1) wawancara, (2) observasi (non-participant observation), (3) studi dokumentasi. Unit analisisnya adalah individu anak dari keluarga yang bercerai. Analisis data digunakan dengan model analisis data interaktif (Miles dan Huberman) yang mencakup dalam empat tahapan, yaitu : (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap reduksi data (3) tahap penyajian data, (4) tahap kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah bentuk-bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh anak yaitu 1) Berhenti sekolah untuk mengurangi biaya rumah tangga, 2) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, 3) Membantu ekonomi keluarga, 4) Pergi Kesurau, 5) Mengikuti kegiatan di luar rumah.