Motif Pasangan Melakukan Endogami (Perkawinan Sasuku) di Nagari Puluik-Puluik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan
Main Author: | Alpina, Sari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10722/1/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10722/2/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10722/3/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10722/4/10070017%20ALPINA%20SARI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10722/ |
Daftar Isi:
- Di Minangkabau bentuk perkawinan yang dilarang adalah endogami (perkawinan satu suku). Apabila endogami tersebut dilangsungkan maka kedua belah pihak akan dikenakan sanksi dari hukum adat. Masyarakat memandang bahwa hubungan sasuku itu suatu hubungan keluarga, namun ada beberapa pasang masyarakat di Nagari Puluik-Puluik yang melakukan endogami. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa motif pasangan melakukan endogami dan sanksi yang diterima oleh pasangan yang melakukan endogami di Nagari Puluik-Puluik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motif pasangan melakukan endogami dan Mendeskripsikan sanksi yang diterima oleh pasangan yang melakukan endogami di Nagari Puluik-Puluik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi yang dikemukakan oleh Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian yang menjadi unit analisisnya adalah individu. Data-data yang telah dikumpulkan dianalisis secara sistematis. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa motif pasangan melakukan endogami di Nagari Puluik-Puluik yaitu 1) Kepribadian dan tingkah laku yang baik, maksudnya adalah ketertarikan muncul disebabkan sifat dan kepribadian yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pelaku. 2) Memiliki Pekerjaan dan Mandiri, 3) penyelamatan ekonomi keluarga. Sanksi yang didapatkan oleh pasangan yang melakukan endogami di Nagari Puluik-Puluik yaitu 1) dikucilkan oleh masyarakat, dan 2) denda satu ekor sapi 3) kehilangan hak secara adat. Ternyata, endogami oleh pelaku (aktor) bukan menjadi sesuatu yang tabu ketika itu dirujukkan kepada tata nilai adat yang berlaku. Endogami bukan sesuatu hal yang mutlak dilarang oleh masyarakat adatnya. Endogami dianggap sebagai kecelakaan atau aib yang dapat diklarifikasi melalui pembayaran denda.