Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi banyaknya ditemui siswa yang melakukan pelanggaran di SMA N 1 Seberida. Data menunjukkan 99.82% siswa yang melanggar aturan tahun ajaran 2014-2015. Dari pernyataan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan, bagaimana bentuk pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa di SMA N 1 Seberida, Kec. Seberida Kab. Indragiri Hulu, Propinsi Riau? dan bagaimana siswa di SMA N 1 Seberida Kec. Seberida, Kab. Indragiri Hulu, Propinsi Riau memaknai pelanggaran tata tertib sekolah?. Tujuan dari penelitian ini adalah memdeskripsikan berbagai perilaku pelanggaran oleh siswa di SMA N 1 Seberida dan mendeskripsikan makna pelanggaran tata tertib sekolah bagi siswa di SMA N 1 Seberida. Manfaat penelitian dalam penelitian ini ada dua yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi dari Alfred Schutz. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan penelitian pada penelitian ini adalah siswa yang melanggar aturan sekolah, guru BK, guru wali kelas, waka kesiswaan dan satpam sekolah. Jenis data yang digunakan ialah data primer dan data skunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu sebagai bagian dari kelompok siswa SMA N 1 Seberida. Analisis data digunakan dengan model analisis data interaktif (Miles dan Huberman) yang mencakup dalam tiga tahap, yaitu: tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa ada dua bentuk yakni pelanggaran ringan dan berat. Pelanggaran ringan yang dilakukan siswa antara lain: 1) pelanggran siswa terhadap disiplin pakaian, (2) pelanggaran siswa terhadap disiplin waktu, 3) pelanggaran siswa saat pelaksanaan upacara bendera, 4) pelanggaran siswa dalam pelaksanaan senam kesegaran jasmani 5) pelanggaran siswa saat proses pembelajaran dan 6) pelanggaran yang dilakukan siswa saat parkir kendaraan. Pelanggaran berat yang dilakukan siswa seperti adanya siswa yang keluar tanpa izin dari lingkungan sekolah, adanya siswa yang alfa, siswa yang berkelahi di lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Selanjutnya penulis menemukan makna pelanggaran tata tertib sekolah bagi siswa sebagai berikut. 1) makna gaul, 2) makna kebahagiaan 3) makna tidak menghargai waktu, 4) makna tidak menghargai guru, dan 5) makna sanksi tidak memberikan efek jera.