Daftar Isi:
  • Adanya anak-anak yang bekerja sebagai pemungut barang bekas, dengan tujuan membantu perekonomian orang tua merupakan sesuatu hal yang tentunya jauh dari hak-hak anak seperti yang tertuang dalam Undang-Undang nomer 23 tahun 2002 pasal 11 menyebutkan bahwa Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Dalam memperoleh fungsi keluarga seperti fungsi ekonomi yang seharusnya dilakukan oleh orang tua. Namun kemiskinan yang ada di Indonesia memaksa gagalnya fungsi keluarga yang satu ini dan justru malah melibatkan anak dalam urusan ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat 1.)faktor penyebab orang tua mempekarjakan anak bagi orang tua 2.)pola eksploitasi 3.) konsekuensi dipekerjakanya anak bagi anak dan orang tua. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori structural fungsional dari Robert K. Merton yang berasal dari paradigm fakta sosial. Informan yang diambil dari penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan hasil anak yang bekerja sebagai pemuingut barang bekas berusia antara 9-15 tahun serta orang tua anak yang bekerja dan informan penunjang yakni tetangga dan sanak family pekerja anak. Di Kelurahan Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Kota Padang jenis data yang digunakan primer dan sekunder metode pengumpulan data Observasi, wawancara dan studi dokumen. Unit analisisnya adalah kelompok yang terdiri dalam sebuah keluarga yakni anak dan orang tua. Interactif model of analisis adalah analisis data dari Miles Huberman yang telah peneliti terapkan. Dari hasil penelitian terungkap bahwa ada 8 anak pekerja anak yang dipekerjakan dengan alasan yang pertama kemiskinan dan yang kedua adalah menjadi orang tua tunggal (single parent). Pola eksploitasi yang terlihat adalah (1). Paksaan (2) pembiaran orang tua. Dengan dipekerjakanya anak maka mengakibatkan orang tua menanggung konsekuensi yang berupa (1) Berkurangnya interaksi terhadap lingkungan sekitar dan anak menjadi kehilangan waktu beermain,beristirahat dan juga kehilangan waktu belajar.