Students Disruptive Behavior In Teaching Learning Process (A Descriptive Study In One Of Senior High School In Padang)
Main Author: | Rahmi, Fitri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10177/1/11040463%20RAHMI%20FITRI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10177/2/ABSTRAK%20-%202020-09-30T141936.622.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10177/3/CHAPTER%20V%20-%202020-09-30T142000.979.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10177/4/REFFERENCES%20%2817%29.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/10177/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis perilaku mengganggu siswa dalam proses belajar mengajar. Kategori perilaku siswa yang mengganggu dalam proses belajar mengajar berdasarkan teori dari Seeman (2010:14-16). Browne dan Gordon (2004:639) menyatakan perilaku mengganggu adalah perilaku yang tidak diperbolehkan terdapat dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mana Subject dari penelitian ini adalah siswa kelas XI di salah satu SMA di kota Padang. Selanjutnya, teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, karena hanya siswa yang termasuk dalam kategori siswa yang berperilaku mengganggu yang menjadi participants. Dalam pengambilan data, ada tiga cara pengambilan data yaitu; pengamatan kelas untuk mencatat semua aktifitas siswa selama proses belajar mengajar, membagikan angket kepada parcipants yang masuk ke dalam kategori siswa yang berperilaku mengganggu, dan mewawancarai 5 (lima) orang guru yang mengajar di tiga lokal yaitu XI IPA, XI IPS1, dan XI IPS 2, guna mendapatkan tambahan informasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada lima kategori siswa yang berperilaku mengganggu berdasarkan teori Seeman(2010:14-16) yaitu; the mountain climbers, the well to do, the game players, the immature, dan learning disable. Dengan mengetahui kategori perilaku mengganggu tersebut, guru dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar.