MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN LALU-LINTAS MELALUI AUDIT KESELAMATAN JALAN (STUDI KASUS JALAN KALIMANTAN KOTA BENGKULU)

Main Authors: Ikroom, Dafid Wal , Bahri, Samsul, Reza, Makmun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/9251/1/IV%2CV%2CLAMP%2CII-14-daf-FT.pdf
http://repository.unib.ac.id/9251/2/I%2CII%2CIII%2CII-14-daf-FT.pdf
http://repository.unib.ac.id/9251/
Daftar Isi:
  • Jalan Kalimantan Kota Bengkulu menduduki peringkat pertama dalam kasus kecelakaan lalu-lintas. Berdasarkan kondisi itu, maka diperlukan audit keselamatan jalan untuk mengetahui indikasi penyebab-penyebab kecelakaan. Audit dilakukan berdasarkan metode pengisian cheklist yang bersumber dari Departemen Pekerjaan Umum tentang audit keselamatan jalan tahun 2005. Pengisian cheklist berdasarkan survei dan pengukuran geometrik jalan. Dari data Kepolisian Resort Bengkulu dari tahun 2009-2012 kecelakaan terbanyak terjadi di tahun 2009 yaitu 411 kecelakaan. Luka ringan terbanyak terjadi di tahun 2009 yaitu 640 korban, luka berat terbanyak di tahun 2012 yaitu 240, dan meninggal dunia sebanyak 54 korban di tahun 2009. Angka kematian per 100.000 populasi akibat kecelakaan terbanyak terjadi di tahun 2009 yaitu 19,366. Dari hasil analisis geometri jalan kecepatan rencana Jalan Kalimantan sebesar 60 km/jam, tipe jalan 1 jalur, 2 lajur dengan lebar 9 meter dan tidak memiliki median, kemudian bahu jalan masih ada yang kurang dari persyaratan standar minimal yaitu 2 meter. Dari hasil perhitungan survei kecepatan sesaat didapat jarak pandang henti operasional sebesar 65,41 m lebih kecil dari 75 m, sehingga jarak pandang henti belum memenuhi persyaratan standar minimal. Untuk perhitungan jarak pandang menyiap operasional didapat hasil 273,769 m lebih besar dari 250 m, sehingga jarak pandang menyiap memenuhi persyaratan standar. Dari hasil analisis audit keselamatan jalan ditemukan beberapa indikasi penyebab-penyebab kecelakaan seperti tidak ada saluran drainase, rambu yang terhalang ranting pohon, lebar bahu jalan masih ada bagian yang kurang dari standar persyaratan, bahu jalan yang digunakan untuk berjualan, sudut persimpangan yang ditumbuhi tanaman, tidak ada lajur sepeda, tidak ada rambu dan marka untuk lalu-lintas tak bermotor, tidak ada lampu penerangan, kerusakan permukaan perkerasan jalan, dan adanya genangan air bila terjadi hujan.