SUPPLEMENTATION OF DIFFERENT LEVELS OF CURCUMA XANTHORRIZA, ROXB IN CONCENTRATE FOR LACTATING FH COWS: ITS EFFECT ON RATION TDN

Main Authors: Sulistyowati, Endang, Irma , Badarina, Urip , Santoso
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/83/1/07-Endang%20Sulistyowati%20temu%20lawak.pdf
http://repository.unib.ac.id/83/
http://faperta.unib.ac.id
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi konsumsi, kecernaan, dan TDN ransum dengan Konsentrat yang mengandung beberapa level temulawak pada sapi FH laktasi. Selanjutnya, konsentrat ini disebut sebagai KL atau Konsentrat Laktasi. Konsentrat Laktasi adalah bentuk konsentrat dari Blok Tabut yang telah diteliti sebelumnya. Formula KL adalah 30% tepung cassava, 35% dedak halus, 15% jagung giling, 2% kapur, 4% garam, 1% TSP, 1% Premix, 7% urea, 0,5% ragi tape, 1% Starbio, 2% gula aren, 1,5% minyak sawit. Untuk meningkatkan produksi susu dengan tingkat kecernaan dan TDN yang optimal, dilakukan modifikasi konsentrat dengan suplementasi empat level temulawak (C. xanthorriza, Roxb). Adapun 4 level temulawak adalah KL0 (10% = 15 g/kg KL), KL1 (15% = 22 g/kg KL), KL2 (30 g/kg KL), dan KL3 (37 g/kg KL). Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap, 4 perlakuan dan 3 ulangan. Total sapi perah FH laktasi yang digunakan adalah 12 ekor. Aplikasi KL dilakukan selama 7 minggu, termasuk 1 minggu sebagai pendahuluan. Konsentrat laktasi diberikan sebanyak 3 kg/ekor/hari, bersama 3 kg/ekor/hari konsentrat peternak (disebut konsetrat SKR, terdiri atas 53.70% ampas tahu, 44.74% dedak halus, 0.89% dolomit, 0.22% garam, dan 0.45% urea) and 25 kg/hari rumput lapang atau 50% konsentrat dan 50% hijauan. Konsumsi ransum (20,49 – 22,46 kg/ekor/hari) dan konsumsi bahan kering ( 7,75- 8,35 kg/ekor/hari) tidak secara nyata berbeda (p>0,05). Namun, kecernaan bahan organik, protein kasar, serat kasar, dan ekstrak eter secara nyata berbeda (p<0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa KL0 yang mengandung temulawak 15 g/kg KL menghasilkan produksi susu paling tinggi (5,65 kg/ekor/hari) dengan kecernaan BK sebesar 82,81% dan TDN sebesar 64,87%.