POTENSI BEBERAPA ISOLAT CMA DALAM MENGIMBAS KETAHANAN BIBIT AKASIA (Acacia mangium Willd.) TERHADAP JAMUR AKAR PUTIH

Main Authors: Dony, Dony, Mucharromah, Mucharromah, Hendri , Bustaman
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/6107/1/I%2CII%2CIII-DON-FP.pdf
http://repository.unib.ac.id/6107/2/IV%2CV-DON-FP.pdf
http://repository.unib.ac.id/6107/
Daftar Isi:
  • Acacia mangium Willd. merupakan spesies utama hutan tanaman industri di daerah tropis lembab dan dataran rendah Asia. A. mangium memiliki kemampuan tumbuh cepat (fast growing species), toleran terhadap tanah masam dan bernutrisi rendah serta mampu bersaing dengan gulma terutama Imperata cylindrica. Pada awalnya A. mangium tidak mengalami serangan penyakit yang serius. Namun, baru-baru ini A. mangium yang ditanam di luar daerah alaminya mulai mendapat serangan penyakit yang parah terutama penyakit-penyakit akar seperti Penyakit busuk akar merah dan busuk akar putih. Serangan penyakit akar selalu terjadi pada setiap kali rotasi dilakukan dan dengan luasan yang semakin besar serta waktu kematian tanaman lebih cepat Serangan penyakit busuk akar ini menyebabkan matinya tanaman muda, tumbangnya tanaman tua serta menurunnya nilai guna produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan potensi tiga isolat CMA dalam mengimbas ketahanan bibit Akasia terhadap jamur akar putih. Penelitian ini telah dilakukan mulai September 2005 hingga Januari 2006 di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan Rumah Kawat Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini disusun menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah isolat CMA: Isolat Bioteknologi Tanggerang (M1), Isolat Bogor (M2) dan Isolat Bengkulu (M3) dan kontrol atau tanpa CMA (M0). Faktor kedua adalah umur tanaman antara lain 6, 7 dan 8 minggu. Setiap perlakuan diulang lima kali dan setiap ulangan terdiri dari satu tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi CMA meningkatkan berat basah, tinggi tanaman, jumlah bintil, dan ketahanan bibit akasia terhadap JAP. Tiga isolat CMA memiliki kemampuan infestasi yang berbeda pada bibit A. mangium dengan yang terendah pada isolat Bengkulu (19,73%) dan tertinggi pada isolat Tanggerang (33.73%). Semakin tertunda infeksi JAP maka semakin tinggi persentase infestasi CMA pada bibit A. mangium dan semakin rendah tingkat infeksi JAP pada akar bibit A. Mangium. Infestasi isolat Tanggerang dan Bogor meningkatkan jumlah bintil lebih baik dari isolat Bengkulu dan semakin tertunda inokulasi JAP semakin banyak bintil yang terbentuk. Infestasi CMA isolat Tanggerang dan Bogor meningkatkan berat basah dan tinggi tanaman lebih besar dari isolat Bengkulu dan pengaruhnya semakin besar dengan semakin tertundanya waktu inokulasi. Bibit A. Mangium umur 6,7 dan 8 mst rentan terhadap JAP.