ANALISIS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN LALU-LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga UNIVED)

Main Authors: Efithri, Monika, Samsul, Bahri, Rena , Misliniyati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/5782/1/MONIKA%20EFITHRI.pdf
http://repository.unib.ac.id/5782/
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja pada Simpang Tiga UNIVED yang tergambar dari nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan, dan peluang antrian. Program KAJI dan MKJI 1997 sebagai acuan dalam pengolahan data. Metode analisis menggunakan 4 alternatif pemecahan masalah yaitu pemasangan rambu larangan berhenti (alternatif 1), kombinasi pelebaran jalan utama dan pemasangan rambu larangan berhenti (alternatif 2), kombinasi pelebaran jalan utama, pelebaran jalan minor dan pemasangan rambu larangan berhenti (alternatif 3), dan perbaikan simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal (alternatif 4). Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan selama 3(tiga) hari yaitu Senin, Selasa dan Rabu diperoleh kapasitas simpang maksimum sebesar 2133 smp/jam. Analisis kondisi eksisting pada Simpang Tiga UNIVED menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,997smp/jam, ini lebih besar dari syarat batas MKJI 1997, tundaan sebesar 18,86 det/smp dan peluang antrian sebesar 40% -79%. Analisis kondisi alternatif 1 pada Simpang Tiga UNIVED menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,898 smp/jam yang masih melebihi syarat batas MKJI 1997, tundaan sebesar 15,54 det/smp dan peluang antrian 32% -64%. Analisis kondisi alternatif 2 pada Simpang Tiga UNIVED menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,853smp/jam, ini masih melebihi syarat batas MKJI 1997, tundaan sebesar 14,46 det/smp dan peluang antrian sebesar 29% - 58%. Analisis kondisi alternatif 3 pada Simpang Tiga UNIVED menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,832smp/jam, ini juga masih lebih besar dari syarat batas MKJI 1997, tundaan sebesar 14,02 det/smp dan peluang antrian sebesar 28% - 55%. Analisis kondisi alternatif 4 menghasilkan derajat kejenuhan (DS) untuk Jl. Meranti sebesar 0,733smp/jam, Jl. Dempo sebesar 0,734smp/jam, Jl. Merawan sebesar 0,674smp/jam, derajat kejenuhan (DS) yang dihasilkan sudah memenuhi standar MKJI 1997. Tundaan yang dihasilkan Jl. Meranti sebesar 29,6 det/smp, Jl. Dempo sebesar 27,83 det/smp dan Jl. Merawan sebesar 33,14 det/smp. Dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DS) yang dihasilkan, alternatif 4 memenuhi syarat batas MKJI 1997 sehingga bisa disimpulkan bahwa perbaikan dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal merupakan alternatif pemecahan masalah terbaik untuk Simpang Tiga UNIVED.