ANALISIS FAKTOR YANG MEMBEDAKAN ADANYA OVEREDUCATION DALAM JABATAN AWAL YANG DIPEROLEH ALUMNI PERGURUAN TINGGI DI KOTA BENGKULU

Main Authors: Imiati, Iim, Purmini, Purmini
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/4738/1/I%2CII%2CIII-LIM-FE.pdf
http://repository.unib.ac.id/4738/2/IV%2CV-LIM-FE.pdf
http://repository.unib.ac.id/4738/
Daftar Isi:
  • Alumni dari berbagai Perguruan Tinggi atau Universitas adalah bagian dari tenaga kerja yang bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di pasar kerja. Sebagian dari lulusan sarjana yang diterima di pasar kerja kadangkala tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ini menekuni pekerjaan yang seharusnya untuk tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Keadaan ini mengisyaratkan telah terjadi mismatch yang bersifat overeducation Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang membedakan adanya overeducation yang diperoleh alumni Perguruan Tinggi di Kota Bengkulu. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari alumni Perguruan Tinggi di Kota Bengkulu sebagai responden dengan menggunakan kuisioner. Pengambilan sampel menggunakan convienence sampling, karena populasi alumni yang tidak diketahui. Banyaknya faktor yang dapat membedakan adaya overeducation, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi oleh faktor IPK, Skill Bahasa Inggris, Skill Komputer, Skill Berkomunikasi, Jurusan dan Asal Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan analisis diskriminan. Hasil penelitian bahwa dari 50 responden terdapat 26 responden yang mengalami overeducation dan 24 responden yang tidak mengalami overeducation. Dari variabel yang dianalisis hanya ada dua variabel yaitu variabel Skill Bahasa Inggris ,Skill Komputer dan Skill Berkomunikasi dengan nilai koefisien 0,000 yang secara signifikan dapat membedakan ada tidaknya overeducation pada alumni Perguruan Tinggi di Kota Bengkulu. Angka ketepatan yang tinggi yaitu 86 %, maka model diskriminan ini dapat digunakan. Dengan demikian responden yang belum bekerja sebaiknya meningkatkan Skill Bahasa Inggris, Skill Komputer dan Skill Berkomunikasi agar tidak mengalami overeducatio