ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANTARA KORBAN DAN PELAKU KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Kasus Di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu)
Main Authors: | Martini S , Emmy , Yunilisiah, Yunilisiah, Tamrin , Bangsu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/3949/1/EMMY%20MARTINI%20S%20FE-2.pdf http://repository.unib.ac.id/3949/ |
Daftar Isi:
- Kekerasan Dalam Rumah Tangga dapat terjadi dimana saja, di rumah, tempat kerja atau di tempat umum. Kekerasan terjadi pada semua orang, perempuan, laki-laki & anak-anak baik sebagai korban atau sebagai saksi. Banyak faktor yang melatarbelakangi kekerasan dalam rumah tangga seperti ekonomi, alkohol, perselingkuhan suami, eksploitasi tenaga istri oleh suami untuk mencari nafkah, kepribadian dan kondisi psikologis suami yang tidak stabil sehingga susah diajak berkomunikasi untuk itulah penulis ingin mengetahui bagaimana interaksi sosial antara pelaku dan korban kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Penelitian ini untuk mengetahui interaksi sosial antara pelaku dan korban kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode/analisis data kualitatif. Menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka guna menunjang dan mengetahui hasil penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah warga Kecamatan Gading Cempaka dan yang menjadi informan dalam penelitian ini sebanyak sembilan pasangan suami istri. Tekhnik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan tekhnik sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas korban dan pelaku KDRT masih bisa melakukan interaksi sosial dalam bentuk kerjasama khususnya dalam hal mendidik anak, namun berbeda dengan kerjasama dalam hal pembagian kerja rumah tangga. Hal ini dipengaruhi oleh budaya patriarkhi yang masih kental pada keluarga yang mengalami KDRT tersebut. Persaingan antara korban dan pelaku KDRT juga masih ditemui di lapangan misalnya dalam hal jumlah pendapataan. Demikian halnya dengan pertentangan, korban dan pelaku KDRT mengalami pertentangan dalam hal pengambilan keputusan yang kebanyakan menjadi hak oleh pelaku maupun suami dari korban KDRT. Akomodasi adalah bentuk interaksi yang sedikit dilakukan oleh korban dan pelaku KDRT. Bentuk akomodasi sering dilakukan oleh korban dan pelaku KDRT adalah diskusi diikuti bulan madu kedua.