STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA DI DESA SINAGA URUK PANDIANGAN KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR PROPINSI SUMATERA UTARA
Main Authors: | Pandiangan, A. Dasmawati, Kasrina, Kasrina, Arianto, Wahyudi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/3413/1/I%2CII%2CIII-DAS-FKIP.pdf http://repository.unib.ac.id/3413/2/IV%2CV-DAS-FKIP.pdf http://repository.unib.ac.id/3413/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh data serta informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan yang digunakan, serta cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional Suku Batak Toba di Desa Sinaga Uruk Pandiangan Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara. 2. Mengetahui penyakit yang dapat diobati ramuan tradisional Suku Batak Toba menggunakan tumbuhan. 3. Mengetahui bagaimana budaya masyarakat tentang tumbuhan obat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2005 sampai Maret 2007 di Desa Sinaga Uruk Pandiangan Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara. Determinasi tumbuhan dilakukan di laboratorium Biosistematika dan Kehutanan UNIB. Metode koleksi tumbuhan obat dilakukan secara observasi Line Intersep dan Line Transek, wawancara semi terstruktur dan pengkoleksian tumbuhan di lapangan. Data dianalisis secara deskriptif tanpa uji statistik kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 133 jenis dari 60 famili tumbuhan yang berkhasiat obat, dengan persentase (45,86)% jenis di temukan di Ladang,(2,25)% jenis ditemukan di Sawah, (21,05)% jenis ditemukan di Perkampungan, (5,26)% ditemukan di Ladang dan Perkampungan, (1,50)% jenis ditemukan di Pinggir sungai, (1,50)% jenis yang dipergunakan sebagai tumbuhan obat tetapi terdapat pada daerah lain. Jenis penyakit yang dapat diobati berjumlah 137 jenis penyakit, diantaranya adalah : Amandel, ambeien, asma,batuk, bisul, cacingan, campak, darah tinggi, demam berdarah, diare, gatal-gatal, haid tak teratur, influenza, jerawat, kencing batu, keputihan.Tumbuhan yang paling banyak dipergunakan adalah tumbuhan yang berfamili Solanaceae sebanyak 9 jenis. Adapun hubungan tumbuhan obat dengan budaya masyarakat tidak ada, tumbuhan tersebut digunakan pada upacara adat istiadat bukan semata-mata karena tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan obat, tetapi karena nama tumbuhan, cara hidup tumbuhan serta perawakan tumbuhan tersebut berkaitan dengan peribahasa yang ada pada acara adat tersebut, serta harapan-harapan yang diinginkan oleh pelaku adat.