STUDI KONFLIK MANUSIA-GAJAH (Elephas maximus sumatranus Temminck,1847) PADA AREA PERKEBUNAN DAN PERLADANGAN MASYARAKAT DI DESA SIDODADI, DESA TUNGGANG, DESA DUSUN PULAU DAN DESA SUKABARU KABUPATEN MUKOMUKO BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

Main Authors: Effendi, Agus, Rizwar, Rizwar, Jarulis, Jarulis
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/3290/1/Skripsi%20Agus%20Effendi-2.pdf
http://repository.unib.ac.id/3290/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pergerakan gajah (Elephas maximus sumatranus) dengan terjadinya konflik manusia-gajah di areal perkebunan dan perladangan masyarakat, bentuk gangguan, dampak dan penyebab disertai metode penanganan dan upaya penanggulangan dari konflik yang terjadi di desa Sidodadi, desa Tunggang, desa Dusun Pulau dan desa Sukabaru Kabupaten Mukomuko Bengkulu Utara. Penelitian dilakukan pada Juli hingga November 2008. Metodologi pengambilan data berupa: identifikasi pergerakan gajah dengan menggunakan Antena VHF Receiver, pengumpulan data konflik, data mitigasi dan pengukuran lahan konflik dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal, serta perhitungan dampak konflik dengan menggunakan metode perhitungan secara faktual. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Dari penelitian ini diperoleh, keberadaan gajah collar berada pada kawasan Air Buluh, Air Mangga dan Air Maju. Bentuk gangguan konflik berupa rusaknya pondok dan jenis tanaman yang diusahakan masyarakat dan jenis tanaman terbesar yang mengalami konflik terdapat pada jenis tanaman kelapa sawit. Penyebab konflik disebabkan karena lokasi perkebunan masyarakat yang berdekatan dengan sungai dan metode penanganan konflik dengan menggunakan meriam bambu yang paling efektif.