KAJIAN KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN (Studi Pada Badan Perpustakaan Propinsi Bengkulu)

Main Authors: Yudono, Sandhi , Budiyono , Budiyono , Sugeng, Suharto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/3043/1/I%2CII%2CIII-SAN-FISIP.pdf
http://repository.unib.ac.id/3043/2/IV%2CV-SAN-FISIP.pdf
http://repository.unib.ac.id/3043/
Daftar Isi:
  • Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan oleh layanan yang diberikan kepada pemakai. Agar kualitas layanan perpustakaan meningkat maka pengelola perpustakaan harus dapat merespon kebutuhan pemakai. Sejalan dengan perkembangan tuntutan informasi yang semakin tinggi, Badan Perpustakaan Propinsi Bengkulu terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya. Sehingga dengan upaya membangun kualitas layanan masyarakat, diharapkan Badan Perpustakaan Propinsi Bengkulu ke depan akan lebih berkualitas dan tetap eksis serta diterima di hati masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik di Badan Perpustakaan Propinsi Bengkulu. Variabel penelitian terdiri dari 5 unsur-unsur yang berkaitan dengan layanan. 1). Koleksi perpustakaan, 2). Petugas layanan, 3). Layanan perpustakaan, 4). Fasilitas perpustakaan, 5). Peraturan/tata tertib perpustakaan. Setiap variabel penelitian dirinci ke dalam 5 item pertanyaan, dengan demikian jumlah pertanyaan sebanyak 25 butir pertanyaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan untuk menjaring data dan informasi meliputi : observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif analisis dengan tujuan memecahkan permasalahan berdasarkan fakta yang terkumpul pada waktu penelitian. Hasil analisis data dan kajian variabel menunjukkan bahwa dalam realitasnya, iklim layanan yang ada tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat. Petugas layanan yang seharusnya berperan sebagai penyedia informasi ternyata belum nampak, tetapi masih menunjukkan sosok sebagai penjaga buku bahkan terkesan sebagai agen tunggal seorang birokrat. Dari segi kualitas teknis, banyak dijumpai petugas yang belum memiliki kemampuan teknis perpustakaan, berkomunikasi, manajerial, penguasaan teknologi informasi.